Oleh : Septiardi Prasetyo
Guru di MI At-Taufiq, Kota Bandung
Artikel ini pernah dimuat di rubrik Suluh
Koran Tribun Jabar, Selasa 15 Juni 2010
Guru di MI At-Taufiq, Kota Bandung
Artikel ini pernah dimuat di rubrik Suluh
Koran Tribun Jabar, Selasa 15 Juni 2010
Kembali, pemberitaan tanah air dihebohkan oleh beredarna video mesum yang diduga mirip dengan artis cantik terkenal ibu kota dan vokalis band papan atas. Video ini terdiri atas dua bagian, masing-masing berdurasi 6 menit 49 deti dan 2 menit 30 detik. Awalnya masyarakat dapat mengunduh di situs www.kaskus.us,tetapi kemudian file di situs tersebut tidak bisa diunduh lagi. Video pun mulai menyebar melalui Bluetooth telepon selular (ponsel).
Peredaran video mesum yang melibatkan public figurebukanlah yang pertama kali saja. Beberapa tahun yang lalu, masyarakat dikejutkan oleh peredaran video mesum yang melibatkan seoranganggota DPR RI dengan seorang artis dangdut ibu kota. Begitu besarnya perhatian masyarakat waktu itu, diberitakan bahwa video ini sempat beredar di situs Youtube.Hanya dalam satu hari saja video ini mampu menyedot perhatian 20 juta orang untuk mengaksesnya.
Menyaksikan realita seperti ini, semua merasa prihatin dan khawatir. Terlebih bagi para orang tua yang memiliki anak usia remaja. Karena anak remaja yang sedang pada masa puberitas lebih rentan dipengaruhi oelh hal-hal negatif dari lingkungan sekitar mereka.
Faktor tingginya intensitas penetrasi informasi yang diterima seorang anak. Bilatidak diimbangi fungsi kontrol dari orang tua, bisa mengakibatkan anak lebih mudah terpengaruhi oleh hal-hal yang tidak kita harapkan. Hal ini diperparah lagi oleh semakin pesatnya teknologi komunikasi, ponsel. Bila sampai disalahgunakan, teknologi ini bisa memuluskan menyebarnya pengaruh negatif kepada anak remaja.
Saat ini, peran ponsel tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari kita. Bentuknya yang mungil dan ringan, memudahkan siapa saja untuk membawanya ke mana-mana. Fungsinya pun berkembang dari sekedar alat untuk berkomunikasi, menjadi alat untuk mengakses informasi dan hiburan. Bukan itu saja, harganya yang semakin terjangkau menjadikan ponsel bukan lagi sebagai barang eksklusif yang hanya dimiliki para eksekutif saja. Tetapi anak usia Sekolah Dasar (SD) pun sudah banyak yang telah menggunakannya. Oleh sebab itu dinas pendidikan (Disdik) kota Bandung mengeluarkan instruksi kepada sekolah agar memperketat pengawasan terhadap seluruh siswanya terkait dengan maraknya peredaran video panas di kalangan masyarakat.
Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Pihak sekolah dapat mengupayakan beberapa hal untuk mengurangi terjadinya penyalahgunaan ponsel oleh siswa di lingkungan sekolah.
Hal pertama yang dapat dilakukan adalah melarang setiap siswa untuk membawa ponsel ke sekolah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan dari penyalahgunaan ponsel dan pengaruh negatifnya bagi siswa. Andaikan para siswa harus dihadapkan pada keperuan mendesak, siswa dapat memanfaatkan telepon sekolah atau telepon umum yang tersedia di lingkungan sekolah.
Cara lain adalah siswa diperbolehkan membawa ponsel yang diperuntukkan untuk menelepon dan SMS aja. Siswa tidak diperkenankan membawa ponsel yang memiliki kemampuan untuk membuat dan membuka video, gambar dan mengakses internet.
Langkah selanjutnya adalah memperketat pengawasan kepada para siswa yang membawa ponsel ke sekolah. Secara berkala, para guru dapat melakukan razia kepada para siswa yang membawa ponsel ke sekolah. Hal ini dilakukan sebagai pengingat dan penegakkan disiplin bahwa alat komunikasi tidak diperkenankan dibawa siswa ke lingkungan sekolah.
Penting juga untuk meningkatkan �imunitas� siswa terhadap kemungkinan pengaruh buruk dari lingkungan sekitarnya melalui pendidikan agama yang berkarakter. Pendidikan agama yang tidak sekedar retorika dan konsep dasar yang jauh dari implementasi sehari-hari.
Selanjutnya yang tidak boleh dilupakan adalah mengajarkan cara berinternet yang sehat. Sebagai media informasi paling dinamis di dunia. Internet menyajikan beragam informasi dan ilmu pengetahuan yang tidak terbatas.
Untuk menghindarkan siswa dari pengaruh media yang cenderung terbuka seluas-luasnya ini. Maka guru dapat memanfaatkanya sebagai media untuk menemukan dan menyalukan hobi para siswanya. Missal, siswa yang tertarik dengan ilmu astronomi, dia dapat mengakses berbagai situs bertemakan antariksa dan perkembangannya. Melalui, www.langitselatan.com.
Langkah terakhir adalah meningkatkan keakraban dalam berkomunikasi antara guru dan siswa. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan teknologi komunikasi oleh siswa, para guru harus proaktif dan peka dalam menangkap perkembangan yang terjadi di lingkungan sekitar siswa. Proaktif dalam memberikan penjelasan tentang fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat. Membekalinya dengan ilmu supaya dia memahami dan terhindar dari pengaruh negatifnya.
Apapun teknologinya, pada dasarnya mereka adalah alat yang memiliki peran ganda. Dia dapat memberikan nilai manfaat bagi siapa yang menggunakannya secara bijak. Tetapi ia pun memiliki sisi buruknya pula, bila disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Labels:
Menyikapi Penyalahgunaan Teknologi Ponsel,
Septiardi Prasetyo,
Suluh,
Tribun Jabar
Thanks for reading Menyikapi Penyalahgunaan Teknologi Ponsel. Please share...!
0 Komentar untuk "Menyikapi Penyalahgunaan Teknologi Ponsel"