Total Pageviews

Blog Archive

Formulir Kontak



Mau Sekolah kalau Sama Mama

Mau Sekolah kalau Sama Mama

Oleh : Septiardi Prasety
Guru MI At-Taufiq, Kota Bandung
Pagi itu halaman sekolah tampak lain dari biasanya. Dihiasi wajah-wajah baru yang beberapa diantaranya terlihat erat menggenggam tangan mamanya. Sepertinya mereka gugup dengan lingkungan baru dan teman sekolah yang masih asing. Roman muka ceria itu belum juga terbit meski guru telah mengajak mereka melakukan aktivitas favoritnya yaitu bermain. Ekskalasi ketegangan pun memuncak ketika para siswa diminta masuk ke kelasnya masing-masing. Butir-butir air mata tampak tak terbendung di sela isak tangis karena tidak mau lepas dari genggaman tangan mamanya. Sebuah potret klasik yang biasa dialami siswa baru Madrasah Ibtidaiyah(MI)/Sekolah Dasar(SD) dihari pertama sekolahnya.
Culture shock biasa dialami siswa kelas satu MI/SD saat memasuki sekolah barunya. Kondisi ini dilatarbelakangi beberapa hal. Seperti situasi kelas yang ramai dan sempit yang membuat mereka tidak nyaman dan sulit berkonsentrasi. Di MI/SD, setiap kelas biasanya terdiri dari 30-40 siswa. Berbeda dengan jumlah siswa di TK/PAUD yang perkelasnya bisa 15-20 siswa. Kemudian tuntutan untuk mandiri dan mampu mempelajari semua mata pelajaran yang membuat mereka tertekan. Teman yang masih asing dan cerita kakak kelasnya tentang guru galak membuat anak semakin sulit berpisah dengan mamanya.
Pada minggu-minggu pertama biasanya pihak sekolah memberikan kelonggaran kepada orangtua. Mulai dari mengantar anaknya sampai depan pintu kelas, menunggui mereka di kantin atau halaman sekolah hingga bel pulang berbunyi. Bahkan ada yang sampai menemani anaknya belajar di kelas! Untuk kasus yang terakhir terbilang langka. Meskipun begitu, setiap tahun ajaran baru biasa muncul satu-dua kasus perkelasnya.
Anak yang kesulitan beradaptasi akan terhambat kemampuan belajarnya. Oleh karena itu pada minggu pertama bersekolah, guru biasanya mengadakan kegiatan pengenalan profil lingkungan dan warga sekolah. Kemudian menciptakan permainan interaktif untuk mempererat hubungan mereka dengan teman-teman sekelasnya. Melalui kegiatan tersebut diharapkan siswa merasa nyaman dan proses adaptasi bisa berlangsung lebih cepat.
Peran orangtua pun sangat penting dalam proses adaptasi anak. Motivasilah anaknya melalui pemberian pengertian bahwa sekolah merupakan tempat yang menyenangkan. Tempat memperoleh banyak teman baru dan tempat mempelajari hal-hal baru. Selain itu jalinlah komunikasi yang intensif antara orangtua dan guru. Supaya keduanya dapat berbagi informasi perihal karakter dan perilaku keseharian anak saat berada di rumah dan di sekolah. Informasi ini sangat penting bagi guru dalam mencari solusi kesulitan belajar anak.
Biasanya para orangtua merasa khawatir dengan kondisi dan kemampuan anaknya dalam beradaptasi di sekolah. Ini terlihat dari rutinitas para orangtua dalam mengantarkan anaknya hingga ke depan pintu kelas. Bahkan sering didapati mengantarkan anaknya hingga ke dalam kelas. Tidak sedikit yang menunggui anaknya di luar kelas hingga bel pulang berbunyi. Rutinitas seperti ini harus disikapi karena tidak sehat bagi kemandirian anak. Sepertinya kegugupan orangtua dalam melepaskan anaknya untuk mulai belajar mandiri di sekolah perlu mendapat perhatian dari para guru juga.
Monster Penghancur Karakter

Monster Penghancur Karakter

Oleh : Septiardi Prasetyo
          Guru MI At-Taufiq, Kota Bandung
-->


-->
Pornografi merupakan industri yang dibenci namun ternyata tidak sedikit pula konsumennya. Menurut data statistik tahun 2006 total pendapatan dunia dari bisnis ini adalah 97.06 milyar dolar atau setara dengan 886 trilyun rupiah. Trend statistik ini akan cenderung terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan tumbuh suburnya penyedia layanan internet berkapasitas bandwint besar. Hal ini memudahkan proses upload dan download berbagai macam pilihan format film. Seperti DVD, VCD, MPEG, 3GP, AVI, WMA, MOV, WMV, 3G2, MP3, dan MP4. Yang mengerikan tayangan haram ini bisa diputar melalui fasilitas video player di handphone yang biasa anak-anak kita bawa ke sekolah.
Dalam hal pemberantasan terorisme, Indonesiatelah memiliki Detasemen Khusus (Densus) 88 yang reputasi dan prestasinya telah diakui dunia. Dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah lama menunjukkan taringnya. Walaupun badai pelemahan KPK tampak belum juga mereda. Dalam memberantas kejahatan narkotika, psikotropika dan obat terlarang (Narkoba), pemerintah memiliki Badan Narkotika Nasional (BNN). Namun pemerintah belum memiliki Densus, komisi atau badan yang secara khusus memerangi pornografi. Mungkin pertanyaannya Densus, Komisi atau Badan Khusus seperti apa yang sanggup memerangi sesuatu yang telah lama menjadi barang koleksi sebagian warga negara. Sekedar merumuskan Rancangan Undang-Undang Pornografi saja, para wakil rakyat kita masih terbata-bata seperti anak TK (Taman Kanak-kanak). Tampaknya mereka masih sibuk dengan hawa nafsunya sendiri. Galau bila kesenangannya dikekang pasal-pasal hukum pidana.
Pornografi sama berbahayanya dengan terorisme, korupsi dan narkoba. Karena bisa memicu tindak kejahatan, pemiskinan, hingga disorientasi mental dan moral bagi segala lapisan umur, pendidikan dan status masyarakat. Menurut situs Topreviews.com Indonesiaadalah pengakses internet peringkat ketujuh dunia dalam penggunaan kata kunci �sex� pada search engine. Hasil survey ini mengindikasikan bahwa masyarakat kita memiliki curiosity yang luar biasa besar pada tayangan esek-esek. Bagi industri pornografi, ini merupakan peluang untuk menggemukkan pundi-pundi keuntungannya. Majalah Playboy telah menyadari potensi ini sejak beberapa tahun yang lalu. Walau mendapat aksi protes dari salah satu Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam tapi mereka bergeming dan memindahkan kantornya dari Ibukota Negara ke pulau dewata.
Pornografi berkontribusi dalam pemiskinan warga Negara. Uang berjumlah besar hanya berputar di sekitar aktivitas download files di internet saja. Saya ambil contoh ketika video mesum seorang anggota DPR dengan artis dangdut merebak. Search Engine seperti Google dan Yahoo mencatat setiap harinya tidak kurang 50.000 pengakses internet di Indonesiamencari files dengan kata kunci nama artis dangdut tersebut. Namun rekor terbanyak dipegang oleh Youtube. Tercatat hanya dalam beberapa hari 19,6 juta pengguna internet telah mendownload video mesum ini sebelum akhirnya diblokir. Bila dimisalkan biaya sekali downloadfile ini menghabiskan Rp. 1000. Maka total uang warga negara yang menguap sia-sia diperkirakan Rp.19,6 milyar. Angka ini akan semakin membengkak karena menurut situs freeserver, rata-rata 10.000 pengguna mendownload file ini setiap harinya. Dan angkanya akan semakin membesar ketika pengguna mendownload files haram lainnya.
Mengkonsumsi tayangan pornografi menstimulasi pemirsanya untuk meniru hal yang sama seperti yang disaksikannya. Dr. Jenning Bryant melakukan studi kepada 600 pelajar pria dan wanita di sekolah menengah atas dan universitas di Amerika Serikat. Dia menemukan bahwa 91 persen pria dan 82 persen wanita telah mengenal dan mengkonsumsi materi pornografi kategori X-Rateddan Hardcore! Sebanyak 60 persen Pria dan 40 persen wanita mengatakan, ingin melakukan apa yang mereka lihat (Soniset. 2007).
Para addicttontonan asusila menganggap penyimpangan seksual yang disaksikannya sebagai variasi dalam berhubungan badan. Fenomena seks pra nikah dipandang sebagai manifestasi gayahidup dan kebebasan berekspresi masyarakat demokratis. Keperawanan adalah mitos kuno, hamil di luar nikah adalah kesialan. Aborsi adalah solusi untuk meneruskan happy-happy. Naudzubillah. Dr. Jenning Bryant berkomentar,�Pornografi dapat menghilangkan nilai moral dalam diri individu. Mengakibatkan kehilangan rasa percaya (religi), melupakan keluarga, melupakan komitmen, melupakan cinta, dan melupakan ikatan pernikahan. Pornografi membentuk jiwa hedonisme, membuat segalanya boleh dilakukan!�
Sisi paling kelam dari akibat yang ditimbulkan pornografi adalah memicu tindakan kriminal. Seorang sosiolog dari Mills College, Diana Russel mengatakan bahwa di seluruh dunia tengah berkembang wacana �Rape Myth� (Seorang wanita dianggap menyenangi hubungan badan yang dipaksakan). Saat mengkonsumsi tayangan perkosaan, mereka tidak merasa kasihan atau bersalah. Celakanya mereka menterjemahkan rasa sakit yang diperlihatkan para pemeran wanita di film porno tersebut sebagai sensasi yang menyenangkan. Dalam dunia psikologi, perilaku ini dikategorikan sebagai gangguan jiwa. Menyenangi tayangan penyiksaan secara seksual demi memperoleh kepuasan sangat bertentangan dengan norma apapun.
Pemerintah kita telah mengambil keputusan tepat dengan tidak mengijinkan konser Mother Monster bertajuk The Born This Way Ball di Stadion Gelora Bung Karno yang rencananya akan digelar 3 Juni lalu. Harapan kita, pemerintah kita dapat mengambil keputusan yang tepat pula saat menyikapi monster-monster lokal berkedok seni musik dangdut, film layar lebar dan lainnya. Jangan sampai mother monster di seberang benua jelas terlihat tetapi monster lokal di depan hidung luput dari perhatian.
Menyikapi tentang beredarnya ratusan buku bacaan pengayaan pelajaran Bahasa Indonesia untuk sekolah dasar di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, saya berpendapat bahwa penerbit dan penulisnya harus bertanggung jawab. Alasan penerbitan buku pengayaan untuk pendidikan seks sangat tidak relevan dengan kurikulum berkarakter. Juga tidak sejalan dengan kultur dan budaya masyarakat kita. Kita tidak memerlukan pendidikan seks karena kita telah memiliki pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan (PKn), dan lain-lain jauh sebelum kurikulum barat mencanangkan pendidikan seks. Yang perlu pemerintah dan dunia pendidikan lakukan adalah mengupayakan aktualisasi mata pelajaran supaya bisa mengikuti perkembangan jaman tanpa melupakan jati diri kita sebagai bangsa.
Menyikapi Hasil UN

Menyikapi Hasil UN

Oleh : Septiardi Prasetyo
           Guru MI At-Taufiq di Yayasan Pendidikan Al-Hikmah


Tanggal 24 Mei peserta didik SMA/MA/SMK mulai menerima hasil Ujian Nasional (UN)-nya. Saya ucapkan selamat kepada kalian dan senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas pencapaian yang diperoleh. Bagi yang belum menerima hasil UN-nya, saya berpesan untuk tidak bosan berdoa supaya memperoleh ketenangan dan hasil terbaik.
Setiap sekolah memiliki cara tersendiri dalam mengumumkan hasil UN peserta didiknya. Ada yang mengirimkannya ke rumah via pos. Ada pula pula yang mengumpulkan peserta didiknya di sekolah. Kemudian membagikan hasil UN berdasarkan skenario yang disusun sedemikian rupa oleh para guru untuk memberi kesan tak terlupakan bagi peserta didiknya. Misal guru berpura-pura mengumumkan nama-nama peserta didik yang tidak lulus. Tapi kenyataannya semua peserta didiknya lulus.
Namun cara yang lain adalah mengundang para orangtua ke sekolah. Selain mencegah aksi coret-coret seragam sekolah dan konvoi kendaraan bermotor juga untuk memberikan penjelasan perihal kelanjutan pendidikan anak-anaknya. Seperti strategi pemilihan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang paralel dengan minat dan bakat siswa.
Pada acara tersebut pihak sekolah dapat menjelaskan secara langsung kepada orang tua tentang ujian program paket bagi peserta didik yang tidak lulus dan tidak mau mengulang setahun lagi. Walaupun sebagian masyarakat masih memandang remeh dengan ujian paket namun saat ini ijasah ujian paket tidak berbeda dengan ijasah di sekolah pada umumnya.
Berdasarkan lampiran POS UN SMA/MA/SMK, SMP/MA/SMK peserta didik dinyatakan lulun UN bila nilai rata-rata paling rendah 5,5 dan nilai setiap mata pelajaran paling rendah 4,0. Melalui formula ini diharapkan pemerintah dapat memetakan tingkat kemampuan siswa pada mata pelajaran yang di UN-kan, kualitas guru, pengadaan sarana pendidikan di sekolah dan sebagainya. UN bisa digunakan untuk memetakan pendidikan Indonesia sehingga kelulusan tidak perlu dipaksakan tercapai 100 persen. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh bahwa semua pihak hendaknya tidak memaksakan memperoleh hasil Ujian Nasional (UN) lulus 100 persen.
Namun sayangnya fungsi UN untuk memetakan kondisi pendidikan Indonesia tidak berjalan sejak pertama kali diberlakukan tahun 2004. Pakar pendidikan dari Institut Teknologi Bandung, Iwan Pranoto mengatakan Delapan tahun UN dilaksanakan, namun sampai sekarang masyarakat tidak tahu kekuatan utama siswa di Indonesia, apakah di statistik, aljabar, geometri, atau pelajaran lainnya. Seharusnya jika tujuan UN benar adalah untuk pemetaan, maka masyarakat tahu hal ini. Beliau melanjutkan tidak pernah menemukan adanya laporan hasil pemetaan pendidikan dari Kementerian Pendidikan atas hasil UN.
Belum ditindaklanjutinya hasil UN oleh pemerintah memicu protes dari sebagian pihak yang menilainya sebagai ketidakseriusan dalam peningkatan mutu pendidikan dan pemborosan anggaran. Bila pemerintah tidak segera menyikapi hasil UN ini maka akan menambah daftar keraguaan masyarakat akan kredibilitas pelaksanaan dan hasil UN itu sendiri.
Selain untuk memetakan kondisi pendidikan Indonesia, pemerintah berencana mengintegrasikan UN sebagai syarat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Bila rencana ini terlaksana maka akan menghemat anggaran yang cukup besar. Namun indikasi praktek kecurangan saat penyelenggaraan dan pengkatrolan hasil UN memperbesar keraguan kredibilitas UN. Menurut Raihan Iskandar, anggota Komisi X DPR, �Selama masih terjadi berbagai kecurangan dalam penyelenggaraan UN, kredibilitas hasil dari UN patut dipertanyakan dan belum layak dijadikan tiket masuk ke PTN.�
Selain itu, perbedaan sistem penilaian UN dengan SNMPTN menjadi kendala pengintegrasian keduanya. Menurut Wakil Rektor I Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Nurfina Aznam,"Sistem penilaian ujian nasional dengan ujian masuk perguruan tinggi negeri masih tidak sebanding. Ukuran kemampuan yang dinilai di kedua ujian tersebut berbeda." Bahkan untuk untuk calon mahasiswa yang mengikuti jalur undangan selain nilai UN, nilai rapor dan prestasi peserta didik menjadi salah satu syarat penilaian. Sehingga rencana untuk mengintegrasikan UN dengan SNMPTN sebagai satu-satunya syarat memasuki PTN mengabaikan penilaian objektif peserta didik selama tiga tahun dan prestasi yang dimilikinya.
Menyikapi hasil UN sebagai penentu �hidup dan matinya� peserta didik merupakan bentuk kedzoliman terhadap jerih payah belajar mereka selama tiga tahun. Dan akan lebih dzolim lagi bila hasil UN para peserta didik di seluruh Indonesia disia-siakan begitu saja. Tidak dijadikan bahan evaluasi dan kajian yang komprehensif yang memberikan gambaran tentang kelemahan dan kekurangan pendidikan di Indonesia. Rahim bagi lahirnya kebijakan-kebijakan strategis dan tepat sasaran. Sehingga jangan heran bila Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menurut United Nations Deveopment Program turun peringkat. Dari peringkat 108 pada tahun 2010 turun ke peringkat 124 pada tahun 2011. Menurut mereka bobot terbesar penurunan ini terjadi pada dunia pendidikan.
Ujian Pendidikan Karakter

Ujian Pendidikan Karakter


Oleh : Septiardi Prasetyo
          Guru di Madrasah Ibtidaiyah At-Taufiq, Kota Bandung
          Artikel ini pernah dimuat di rubrik Suluh
          Koran Tribun Jabar, Selasa Mei 2012
Dua minggu ke depan, kesaktian pendidikan karakter akan diuji. Karena pada tanggal 3 Juni 2012, diva pop dunia Lady Gaga direncanakan menggelar tur konser dunia bertajuk The Born This Way Ball Tour 2012 di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Rencana konser artis asal Amerika bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta ini ternyata telah menuai sejumlah penolakan dari berbagai unsur masyarakat. Mulai dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Organisasi Masyarakat (Ormas) seperti Front Pembela Islam (FPI), Partai Politik (Parpol) seperti Partai Persatuan Pembangunan, hingga Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf ikut menolak. Hal ini mendorong Polda Metro Jaya untuk tidak memberikan ijin konser tersebut.
Bagi sebagian Anak Baru Gede (ABG),  lagu-lagu dari artis berciri khas pakaian provokatif dan ekstravagan ini mungkin sudah tidak asing lagi. Namun sayangnya sedikit dari mereka tidak menyadari nilai-nilai negatif dalam cara berpenampilan dan di setiap lantunan bait-bait lagunya. Hal ini terlihat dari larisnya 40.000 lembar tiket konser hanya dalam hitungan satu hingga dua hari saja.
Penolakan terhadap konser Lady Gaga tidak terjadi di Indonesia saja. Negara sekuler seperti Korea Selatan dan Negara komunis seperti Republik Rakyat China (RRC) pun menunjukkan sikap yang sama. Bahkan untuk memproteksi generasi muda dari nilai-nilai yang tidak selaras dengan budaya bangsa mereka, pemerintah China melarang keras peredaran musik dan penayangan video Lady Gaga di situs youtube.
Fenomena penolakan konser musik Lady Gaga oleh beberapa Negara tentu bukan tanpa sebab. Banyak pihak merasa khawatir dengan muatan-muatan negatif yang terkandung di penampilan dan karya-karyanya. Bahkan ada yang terang-terangan menolaknya karena karya Lady Gaga dinilai telah menghina dan merendahkan keyakinan sebuah agama. Berikut beberapa alasan mengapa konser Lady Gaga memperoleh penolakan dari banyak pihak.
Pertama, penistaan kepada agama. Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, saya kutipkan untuk anda bait pertama dari salah satu single-nya yang berjudul Judas untuk direnungkan bersama. I�m in love with Judas, Judas. When he comes to me, I am ready. I�ll wash his feet with my hair if he needs. Forgive him when his tongue lies through his brain. Even after three times, he betrays me.
Dari bait pertama lagu Judas di atas, kita bisa melihat gambaran sosok Judas yang diperlakukan layaknya manusia mulia dan agung. Bahkan para audiensseolah-olah diperintahkan untuk membasuh kaki Judas dengan rambut-rambut mereka. Bait lagu ini paradok dengan keyakinan umat Kristen Katolik dan Protestan di dunia yang menganggap Judas sebagai manusia hina. Karena telah melakukan dosa besar dengan mengkhianati Jesus demi tiga puluh keping uang perak. Hal inilah yang memicu penolakan konser Lady Gaga oleh kelompok Kristen konservatif di Korea Selatan.
Kedua, pornografi. Dalam video klipnya, ia kerap berpenampilan separuh telanjang hingga hampir telanjang! Disertai gerakan-gerakan erotis yang melambangkan kegiatan seks bebas. Tidak sebatas penampilan di atas panggung saja, kontroversi cara berpakaiannya pun terjadi di luar panggung. Saya ambil satu contoh ketika ia menghadiri acara promosi album terbarunya Born This Way di Meksiko beberapa waktu yang lalu. Di mana ia memakai gaun tipis tembus pandang berwarna biru yang membuatnya nyaris terlihat telanjang. Tidak hanya itu pose-pose vulgarnya pun sempat menghiasi cover majalah Rolling Stones  dan masih banyak contoh yang lainnya.
Ketiga, praktek pemujaan setan. Lady Gaga kerap menyebut dirinya Mother Monster. Di album kedua The Fame Monsterlagu-lagunya mengusung tema monster, vampir, dan kematian. Pada album berikutnya, Born This Way, sebagian pengamat menilainya seperti ingin mendirikan sekte kepercayaan tersendiri yang mengarah ke pemujaan setan. Begitupun dalam dekorasi panggung, aksi pentas dan video-videonya sering menampilkan simbol-simbol satanic dan illuminati. Seperti simbol salib terbalik yang melambangkan penentangan dan penghinaan kepada keimanan Kristiani. Simbol Baphometatau kepala domba bertanduk sangat panjang yang melambangkan setan yang paling berkuasa di dunia penyembahan setan. Simbol pentagram yang melambangkan ilmu sihir. Simbol mata satu yang melambangkan illuminati dan kesetiaan.
Selain simbol-simbol setan, tari-tarian dan lirik lagu Lady Gaga diyakini mengandung unsur-unsur pemujaan kepada Lucifer, Baphomet dan Dewa Matahari (Ra). Sebagai gambaran saya kutipkan bait pertama dari single-nya berjudul Alejandro. I know that we are young. And I know you may love me. But I just can�t be with you like this anymore. Alejandro. Mungkin anda bertanya-tanya, siapakah Alejandro? Kalau membaca lirik atau mendengar lagu tanpa menonton video klipnya kita tidak dapat mengungkap siapa Alejandro. Dalam videonya, Alejandro dimaksudkan kepada tuhan. Lirik lagu ini merupakan pernyataan terbuka pengingkaran kepada tuhan dan penyerahan dirinya kepada setan.
Selain ketiga uraian di atas, masih banyak kontroversi yang mengundang reaksi kecaman dan penolakan publik. Seperti dukungannya kepada hubungan sesama jenis seperti dalam single-nya berjudul Born This Way. Gaya berbusana yang aneh seperti menggunakan pakaian yang terbuat dari daging mentah. Karir masa lalunya sebagai penari Burlesque dan yang lainnya. Sepertinya hal-hal konstroversial merupakan daya tarik terbesar Lady Gaga untuk mendongkrak popularitasnya di industri musik dunia.

Pendidikan Karakter
Peradaban nenek moyang kita sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan sopan-santun yang tercermin dalam warisan kebudayaan dan adat-istiadat tradisional. Pendidikan karakter yang tengah digagas saat ini merupakan upaya dunia pendidikan kita untuk mengembalikan dan memperkuat jati diri bangsa yang terasa kian memudar tergerus arus globalisasi dan liberalisasi membabi buta.
Menyikapi fenomena aktual Lady Gaga yang tengah menjadi trend topic pembicaraan di masyarakat. Muncul pertanyaan, siapakah yang bertanggung jawab pada pendidikan karakter bangsa? Tidak mungkin tanggung jawab ini dipikul sendirian oleh para guru di sekolah saja. Karena fungsi dan peran guru sebatas pendidikan di sekolah. Ketika pulang ke rumah maka tanggung jawab berpindah kepada orang tua. Namun orang tua pun memiliki keterbatasan dalam membendung pengaruh negatif dari arus globalisasi saat ini. Di sinilah peran pemerintah sebagai pembela di garis terdepan dalam menfilter nilai-nilai negatif dari luar yang berpotensi merusak karakter generasi muda.
Sampai saat ini saya belum mendengar Kemendiknas menyuarakan sikapnya. Begitupun dengan pihak Istana. Sebagai seorang guru, saya prihatin sekaligus geram dengan perkembangan saat ini. Hanya karena seorang bernama Lady Gaga, pendidikan karakter bangsa dipertaruhkan. Seolah-olah para promotor konser tidak memiliki rasa belas kasih kepada para generasi muda yang pikiran dan hatinya begitu polos, putih, murni yang belum ternoda hitamnya hawa nafsu setan. Demi mengeruk keuntungan dari selembar tiket konser.
Komunikasi Politik di Sekolah

Komunikasi Politik di Sekolah

Oleh : Septiardi Prasetyo
          Guru MI At-Taufiq di Yayasan Pendidikan Al-Hikmah, Kota Bandung


Pada suatu hari, di sebuah sekolah entah berantah nun jauh di sana, seorang guru ditegur oleh kepala sekolahnya. �Mengapa anda pulang ketika jam kerja?� Guru tersebut menjawab,�Kebetulan tugas mengajar saya sudah selesai, pa. Maka saya manfaatkan waktu luang tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.� Kemudian kepala sekolah bertanya,�Bukankah anda sudah diangkat menjadi PNS dan telah memperoleh penghasilan yang layak?! Seharusnya anda dapat mengimbanginya dengan etos kerja dan keteladanan yang baik.�
Membaca ilustrasi fiktif di atas, penulis yakin para pembaca terutama para guru pasti akan tersenyum simpul dibuatnya. Karena ilustrasi di atas merupakan hal yang mungkin pernah dialami oleh anda. Adakalanya teguran dari pimpinan seperti di atas direspon oleh bawahannya dengan penuh kepatuhan. Namun tidak jarang pula yang merespon sebaliknya. Bagi mereka yang taat rantai komando akan berpendapat,�Sudah seyogyanya para bawahan menjalankan instruksi pimpinannya.� Bagi mereka yang berpendapat sebaliknya akan berkata,�Sudah seyogyanya kebutuhan bawahan dipenuhi secara lebih baik sebelum dituntut peningkatan kinerja.�
Tentu tidak mudah untuk mencari kebenaran mutlak dari kedua kutub pendapat seperti ini. Karena keduanya menggunakan orientasi dan kaca mata yang bertolak belakang. Yang satu menggunakan orientasi peningkatan etos kerja. Sedangkan yang lainnya menggunakan orientasi pemenuhan hak asasi sebagai pribadi. Seperti kata pepatah, Carilah persamaan kepentingan  untuk  mempertemukan dua perbedaan. Untuk menyatukan dua kepala yang berbeda perlu dicarikan satu tujuan yang sama. Walaupun jalan yang akan ditempuh keduanya kemungkinan berbeda. Tetapi demi tujuan dan cita-cita bersama, perbedaan tersebut bisa dijadikan sebagai jembatan untuk lebih mengintensifkan proses dialog dan kompromi.
Komunikasi yang dilakukan secara langsung merupakan media yang paling disarankan oleh para ahli dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Dengan berkomunikasi langsung akan membuka kesempatan bagi terjadinya transfer aspirasi secara dua arah dari kedua belah pihak. Begitupun opini antar keduanya dapat disampaikan secara langsung. Hal ini dapat meminimalisir terjadinya kesalahpahaman dan kesalahtafsiran perpspektif tentang suatu masalah. Adakalanya hal sepele menjadi besar bukan karena konten dari masalahnya itu sendiri. Tetapi lebih karena kesalahpahaman yang bermuara dari tidakakuratan informasi yang diterima secara tidak langsung oleh keduanya. Hal seperti ini sungguh tidak diharapkan, karena bila dibiarkan berlarut-larut dapat berpotensi menimbulkan konflik.
Maka dari itu, komunikasi politik diantara warga sekolah perlu selalu dijaga kesehatannya. Kebutuhan akan komunikasi politik bukan hanya konsumsi para politikus saja tetapi warga sekolah pun perlu melalukannya. Adakalanya aspirasi, opini dan sikap dari berbagai pihak tidak tersalurkan dengan lancar dikarenakan tersendatnya saluran-saluran komunikasi yang tersedia. Hal ini dikhawatirkan akan menyuburkan benih-benih ketidakpuasan.
Manfaat lainnya adalah menumbuhkan sikap toleransi dan kepekaan sosial diantara warga sekolah. Sehingga akan muncul jargon, Tak satu pun masalah yang tak bisa dibicarakan. Ini mengisyaratkan bahwa kompromi akan selalu menjadi jalan tengah disetiap menyikapi tantangan yang ada. Melalui sikap gotong royong, kekeluargaan,dan musyawarah-mufakat.
Akselerasi efektvitas kinerja pun dapat lebih ditingkatkan bila segala sesuatunya telah dikomunikasikan dengan baik. Sehingga setiap pihak dapat menyadari dan menjalankan peran dan fungsinya tanpa dibebani bayang-bayang ketidakpuasan dan ketidakadilan dari kebijakan yang diputuskan secara sepihak atau otoriter.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah terpeliharanya suasana tempat bekerja yang senantiasa kondusif dan nyaman. Di mana setiap orang merasa betah berlama-lama beraktivitas dan bersosialisasi di tempat kerja. Sistem yang sehat sangat bergantung pada mereka-mereka yang terlibat dalam menjalankan sistemnya. Hal ini merupakan indikator yang positif dalam mengukur kinerja dan prestasi kepemimpinan tempat kerja tersebut.
Tak ada gading yang tak retak bukanlah pepatah yang ditujukan pada pendeskripsian dari keterbatasan dan ketidaksempurnaan sifat manusia. Tetapi pepatah ini menyimpan makna yang lebih mendalam dari itu yaitu setiap kita dituntut untuk lebih peduli dan peka dalam menyikapi realita di sekitar kita. Karena setiap individu memiliki kebutuhan, kemampuan dan karakter yang unik. Yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini memerlukan pendekatan pemecahan masalah yang berbeda bagi setiap individu. Dan bahasa universal yang paling ampuh dalam menghadapi setiap tantangan adalah bahasa kepekaan yang tulus. Yang muncul dari kesadaran hati sanubari yang terdalam bahwa manusia diciptakan oleh Allah  SWT dengan dua telinga dan satu mulut. Ini dimaksudkan supaya kita lebih banyak memanfaatkan kedua telinga kita untuk belajar dan lebih banyak melakukan download data untuk kemudian diproses di akal pikiran kita. Dan me-relay-kannya kelingkungan sekitar dengan pancaran panjang gelombang hati nurani.
Back To Top