Total Pageviews

Blog Archive

Formulir Kontak



Pentingnya Ranah Kejiwaan Dimensi Kognitif



Mungkin sebagian orang tidak mengetahui apa uang disebut dimensi kognitif dalam ranah kejiwaan manusia tapi yg berkecimpung di dunia pendidikan tentu tidak asing dengan istilah ini.Langsung saja,dimensi kognitif adalah aspek ranah kejiwaan yang di sebut akal dalam istilah biologis berpusat di otak manusia yang berfungsi untuk berpikir baik buruknya atau benar tidaknya.Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya yg berjudul Psikologi Pendidikan dimensi kognitif adalah
pusat kontrol tubuh manusia baik jasmani dan rohani,jadi jika dimensi kognitif rusak maka manusia tidak lebih sedikit dama dengan hewan dan tidak terkontrol bahkan tubuh bisa kehilangan fungsi baik jasmani maupun rohani fatalnya lagi tifak bisa membedakan manabyg baik dan buruk serta benar dan salah.

Bukan hanya disiplin ilmu psikologi yang beranggapan bahwa dimensi kognitif sangat penting untuk memanusiakan manusia dalam aspek pendidikan bahkan agama khususnya agama Islam,ada sekitar 30 an ayat alquran yang tersurat yang berhubungan dengan akal yang merupakan alat untuk berpikir (dimensi kognitif) belum lagi yg tersirat itu banyak sekali.Disini saya akan memberikan sedikit contoh ayat alquran yang mengajak manusia untuk berpikir :

Allah SWT berfirman:

....Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir."
(QS. Al-A'raf: Ayat 176)

Allah SWT berfirman:

....Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir."
(QS. Ar-Ra'd: Ayat 3)

Allah SWT berfirman:

"Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun.""
(QS. Fatir: Ayat 37)


Allah SWT berfirman:

"Dan dalam qisas itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal, agar kamu bertakwa."
(QS. Al-Baqarah: Ayat 179)

Demikianlah contoh ayat alquran agar manusia bisa berpikir tentang baik buruknya dan benar salahnya suatu perbuatan beda dengan sebagian disiplin ilmu psikologi yg yg cendrung memunculkan motivasi intrinsik (motivasi dari dalam) untuk berbuat baik dengan cara persuasif,Islam lebih cendrung menggunakan cara punnisment (hukuman) dan reward(hadiah) dengan mengajak manusia untuk berpikir bahwa jika dia melakukan dosa akan di siksa dan jika berbuat kebajikan akan mendapat pahala dan siksanya tidak main-main dan reward yg di tawarkan alquran pun sangat menggiurkan.Untuk melihat tingkat keberhasilannya terbukti alquran telah merubah banyak manusia kearah yg lebih baik,misal pecandu narkoba seperti almarhum ustadz jeffri al bukhari yg menjadi guru banyak muslim di indonesia itu yg muncul di media belum lagi yg tidak terexspose di media.Misalnya di mekkah yg menggunakan sistem punnisment dan reward yg bersumber dari kitab alquran,di mekkah sangat aman sedikit sekali pelanggaran-pelanggaran yg terjadi di mekkah itu di karenakan hukum yg ditegakan di sana tidak main-main.Sebenarnya seluruh negara yang ada di dunia menggunakan sistem ini tapi tidak setegas Alquran oleh sebab itu pelaku kejahatan mrlakukan krjahatan tanpa pikir panjang.Alquran membuat pelaku kejahatan berpikir panjang dengan pertimbangan-pertimbangan yg meredam hawa nafsu kejahatannya dengan rasa takut hukuman yg sangat perih sekali.

Dimensi kognitif yg berhasil di arahkan kearah yg benar tidak hanya memproduksi kecerdasan kognitif tapi juga dimensi afektif dan psikimotor yg cerdas pada diri seorang manusia begitu yg di pahami oleh Muhibbin Syah di dalam bukunya psikologi pendidikan.Oleh karena itu dengan berkembangnya dimensi afektif akan mempengaruhi dimensi afektif dan psikomotor begitu juga sebaliknya.Menurut Muhibbin Syah ada 2 kecakapan kognitif yg harus dikembangkan seseorang yaitu

1).strategi memahami materi

2).strategi meyakini dan mengaplikasikan suatu materi

Dengan memahami materi dan menghubungkannya dengan realitas kehidupannya akan menstimulus rasa keingintahuan seseorang karena manusia cendrung menyukai hal yang baru yang bisabia pahami maka dari itu dalam proses belajar dan mengajar hendaknya seorang guru tidak menggunakan bahasavyg sulit atau kalimat yg sulit di mengerti harus direncanakan dengan bahasa yang seserdehana mungkin agar peserta didik dpt memahami,jika mereka paham secara otomatis akan menstimulus keingintahuan mereka untuk memahami materi yg baru lagi.

Setelah mereka memahami suatu ilmu yg benar dengan cara yang benar pula secara otomatis mereka akan meyakini pesan2 suatu materi ajar dan mereka dengan mudah mengaplikasikan pada kehisupan mereka.

wallahualam

referensi :Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan....

Labels: Psikologi

Thanks for reading Pentingnya Ranah Kejiwaan Dimensi Kognitif. Please share...!

0 Komentar untuk "Pentingnya Ranah Kejiwaan Dimensi Kognitif"

Back To Top