Total Pageviews

Blog Archive

Formulir Kontak



Contoh Skala Kecerdasan Emosional

Para pembaca yang budiman, selamat datang kembali di Kumpulan Artikel. ? Pada tulisan sebelumnya, saya telah membahas tentang cara pembuatan skala pengukuran dan Instrumen penelitian. Walau saya hanya sekedar membahas tentang teknik skala model Likert, namun harapan saya dapat memberikan manfaat bagi Anda sekalian. Seperti janji saya yang akan memberikan contoh skala serta metode analisis datanya, namun sekarang saya hanya akan memberikan contoh skala terlebih dahulu, untuk metode anaisis data bisa ditunggu pada postingan selanjutnya. Monggo dimulai saja� :)

Dalam penelitian saya yang berjudul �Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Muhmmadiyah 3 Yogyakarta�. Di sini saya hanya membuat satu buah skala, sesuai dengan valiabel penelitian yang harus diukur dengan skala, yaitu variabel Independen (variabel X), yang di sini adalah kecerdasan emosional siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Sedangkan variabel dependennya (variabel Y) adalah prestasi belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta, dan untuk mengumpulkan data prestasi belajar siswa digunakan metode dokumentasi.

Skala kecerdasan emosional siswa disusun dari 5 indikator utama, sesuai dengan teorinya Danil Goleman, yaitu: 1. Mengenali emosi, 2. Mengelola emosi, 3. Memotivasi diri, 4. Mengenali emosi orang lain (berempai), dan 5. Membina hubungan yang baik dengan orang lain. Kemudian kelima indikator tersebut dijabarkan ke dalam 60 item pernyataan, dengan 30 item bersifat favorable (positif), 30 item sisa bersifat unvaforable (negatif). Untuk distribusi item-item skala kecerdasan emosional siswa, bisa dilihat pada blue print berikut:


Namun dalam skala kecerdasan emosional yang saya gunakan hanya menyediakan 4 alternatif jawaban, yaitu dengan meniadakan jawaban Ragu-ragu/Tidak tau, dengan alasan:
1. Kategori indecisided, yaitu mempunyai arti ganda, bisa juga diartikan netral atau ragu-ragu.
2. Dengan tersedianya jawaban di tengah, menimbulkan kecenderungan jawaban di tengah (central tendency effect)
3. Maksud jawaban dengan empat tingkat kategori untuk melihat kecenderungan pendapat responden kearah tidak sesuai, sehingga dapat mengurangi data penelitian yang hilang.

Jadi sistem penilaian skala dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Item Favorable: sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), sangat tidak setuju (1)
Item Unfavorable: sangat setuju (1), setuju (2), tidak setuju (3), sangat tidak setuju (4).

well, sepertinya penjelasannya sudah amat cukup, dan mudah-mudahan dapat dipahami, kalau ada yang belum paham atau ada yang mau menambahi bisa disampaikan pada kotak komentar di bawah, dan saya kan sangat senang kalau Anda berkenan meninggalkan komentar maupun masukan bagi blog ini. Berikut ini adalah contoh skala yang mungkin bisa Anda gunakan dalam penelitian. Walau masih jauh dari kata sempurna, namun harapan saya bisa menjadi bahan contoh untuk pembuatan skala Anda yang lebih baik dari skala kecerdasan emosional ini.

SKALA KECERDASAN EMOSIONAL

Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Kelas :
Petunjuk Pengisian:
Berikut ini adalah sejumlah pernyataan dan pada setiap pernyataan terdapat empat pilihan jawaban. Berikan tanda (X) pada kotak pilihan yang Anda anggap paling sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri Anda.
Pilihan jawabannya adalah:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Dalam skala ini tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban yang Anda pilih adalah benar, asalkan Anda menjawabnya dengan jujur. Kerahasiaan identitas dan jawaban Anda dijamin oleh peneliti. Oleh karena itu, usahakan agar jangan sampai ada nomor yang terlewati untuk dijawab.
Dan kami mengucapkan banyak terimakasih atas kerjasama, bantuan serta kesediaan Anda untuk mengisi skala ini. Semoga Anda dapat meraih cita-cita Anda. Amin
Yogyakarta, 10 Agustus 2009
Hormat Kami

Nadhirin


1. Saya tahu persis hal-hal yang menyebabkan saya malas belajar.
2. Saya tetap belajar walau tidak ada ulangan.
3. Saya berusaha masuk peringkat 10 besar setiap semester.
4. Saya bersedia mendengar keluh kesan teman saya.
5. Pada hari pertama masuk sekolah saya dapat dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah.
6. Saya merasa santai kalau dimarahi orang tua.
7. Saya sering terlambat datang ke sekolah.
8. Saya tidak mempunyai target dalam belajar.
9. Saya tidak merasa takut melihat film yang penuh kekerasan di TV.
10. Saya tidak disukai oleh teman saya.
11. Saya tahu kalu saya sedang sedih.
12. Saya selalu belajar sesuai dengan jadwal yang telah saya susun.
13. Saya akan terus berusaha mendapat nilai-nilai yang terbaik di antara teman-teman sekelas.
14. Saya menghormati pendapat orang lain.
15. Saya selalu menyapa bapak guru bila bertemu dengan mereka.
16. Saya merasa banyak kekurangan dibandingkan dengan orang lain.
17. Saya merasa perlu membalas ejekan teman kepada saya.
18. Saya enggan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di luar sekolah.
19. Saya kesulitan mengajak bermain teman yang baru saya kenal.
20. Saya merasa bahagia melihat teman yang tidak saya sukai sedih.
21. Saya sadar bahwa perasaan malu untuk bertanya dapat menganggu kesulitan saya dalam belajar.
22. Saya berusaha untuk tidak menyontek saat ujian.
23. Saya dapat menerima pikiran orang lain meskipun berbeda dengan pemikiran saya.
24. Saya mempunyai target yang tinggi dalam belajar.
25. Saya mudah bergaul dengan teman yang tidak sekelas denga saya.
26. Saya tetap gugup dalam mengerjakan soal ulang meskipun saya sudah belajar.
27. Saya tidak sedih bila kehilangan barang kesayangan saya.
28. Saya rajin mengikuti kegiatan sosial untuk mendapt penilaian baik dari orang tua, guru, teman-teman maupun masyarakat.
29. Saya merasa tidak sedih ketika melihat berita bencana di TV.
30. Bila memasuki lingkungan baru, saya merasa harus memakai sepatu dan tas baru juga.
31. Saya maklum bila keinginan saya tidak terpenuhi.
32. Saya selalu berkosentrasi mendengarkan penjelasan guru di kelas.
33. Saya percaya dengan cita-cita saya meski orang lain tidak memahaminya.
34. Saya dapat mengenali emosi orang lain dengan melihat ekspresi wajahnya.
35. Biarlah pretasi belajar saya buruk, karena memang saya tidak pandai.
36. Saya tidak merasa cemas bila saya tidak belajar untuk ulangan.
37. Jika orang tua mengecewakan saya, saya akan mengurung diri dalam kamar dan melakukan aksi diam.
38. Saya belajar hanya jika ada ujian.
39. Saya terharu bila ada teman saya menangis.
40. Saya lebih suka mengerjakan tugas sendiri dari pada berdiskusi dengan teman.
41. Saya tahu kalu saya sedang cemas.
42. Saya menolak dengan keras ajakan teman saya untuk membolos.
43. Saya bertekad mencapai target belajar yang sudah saya tetapkan.
44. Saya akan ikut prihatin bila ada teman yang terkena musibah.
45. Saya sulit memahami pemikiran orang lain yang berbeda pemikiran dengan saya.
46. Saya sering merasa tidak mampu melakukan hal yang baru.
47. Saat saya marah, saya bisa membanting barang-barang yang ada di sekitar saya.
48. Saya tidak memiliki cita-cita untuk masa depan saya.
49. Saya akan berusaha bersikap baik pada teman yang menemui saya.
50. Saya berikap acuh tak acuh bila mendengar pengumuman kegiatan gotong-royong membersihkan lingkungan di sekitar rumah saya.
51. Saya tahu ketika saya sedang marah.
52. Saya menahan kepuasan pribadi demi suatu yang lebih besar.
53. Saya menyadari kekurangan saya di sekolah dan berusaha mengimbanginya dengan belajar lebih giat.
54. Saya merasa ikut bahagia bila teman saya berprestasi.
55. Saya menahan marah kepada teman saya walau di menyakiti saya.
56. Saya merasa tidak kecewa ketika mendapat hasil ulangan sekolah yang jelek.
57. Suasana yang menegangkan membuat saya tidak bisa berfikir degan tenang.
58. Saya malas membantu urusan orang tua karena sibuk dengan urusan saya sendiri.
59. Saya merasa jenuh mendengar keluh kesah teman saya.
60. Saya enggan membantu teman saya yang sedang dalam kesusahan.

Sebenarnya skala tersebut di atas disusun dalam bentuk checklis, namun karena terlalu sulitnya untuk menyajikannya (mempostingkan) dalam bentuk tabel, maka saya menulis item-item pertanyaannya saja. Atau anda bisa mendapatkannya dalam bentuk Microsoft Word, dengan mendownloadnya Di Sini. Semoga bisa berguna. :)


Anda boleh mempublikasikan kembali tulisan di atas pada website atau blog Anda tanpa dikenakan biaya alias GRATIS, selama:
Anda harus mencantumkan sumber artikel yaitu dari http://nadhirin.blogspot.com/
Anda harus memuat link aktif di website atau blog Anda menuju http://nadhirin.blogspot.com/
Terima kasih atas perhatian Anda.


Labels: Penelitian, Statistik

Thanks for reading Contoh Skala Kecerdasan Emosional. Please share...!

0 Komentar untuk "Contoh Skala Kecerdasan Emosional"

Back To Top