Total Pageviews

Blog Archive

Formulir Kontak



Menggagas Kembali Sistem Pendidikan Islam


�Sistem pendidikan nasional di Indonesia masih mewarisi sistem kolonial. Perlu dilakukan perombakan total pada sistem pendidikan nasional agar bisa membentuk watak anak yang mandiri dan kreatif �..�

(Ajip Rosidi, Ketua Umum Yayasan Rancage, dalam penutupan Konferensi Internasional Budaya Sunda I,

di Bandung, Minggu (26/8/2001))


LATAR BELAKANG

Benarkah apa yang dinyatakan oleh Ajip Rosidi di atas? Bila benar, apa sebenarnya yang masih diwarisi oleh sistem pendidikan nasional dari sistem pendidikan kolonial? Apa indikasinya? Dan yang terpenting, apa yang musti dilakukan untuk memperbaiki sistem pendidikan yang carut marut itu? Perombakan total seperti apa, mengikuti saran Ajip, yang harus dilakukan?

Ketika dunia pendidikan kembali dituding telah gagal membentuk watak mulia pada anak didik. Maka, seperti biasa, segera muncul saran untuk memperbaiki kurikulum atau muatan pada mata ajaran. Tapi, bila sebelumnya yang dipersoalkan hanya sebatas masalah mata pelajaran atau paling jauh struktur kurikulum, Ajip Rosidi dan mungkin banyak dari kalangan pemerhati dan pelaku pendidikan, mempersoalkan hal yang lebih mendasar. Yakni tentang sistem pendidikan nasional yang ditudingnya masih mewarisi sistem pendidikan kolonial.

Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini memang adalah sistem pendidikan yang sekular-materialistik. Bila disebut bahwa sistem pendidikan nasional masih mewarisi sistem pendidikan kolonial, maka watak sekuler-materialistik inilah yang paling utama, yang tampak jelas pada hilangnya nilai-nilai transedental pada semua proses pendidikan.

Sistem pendidikan semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia shaleh yang sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi. Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan menghasilkan dikotomi pendidikan yang sudah berjalan puluhan tahun, yakni antara pendidikan �agama� di satu sisi dengan pendidikan umum di sisi lain. Pendidikan agama melalui madrasah, institut agama dan pesantren dikelola oleh Departemen Agama, sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah dan kejuruan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional.

Disadari atau tidak, berkembang penilaian bahwa hasil pendidikan haruslah dapat mengembalikan investasi yang telah ditanam. Pengembalian itu dapat berupa gelar kesarjanaan, jabatan, kekayaan atau apapun yang setara dengan nilai materi yang telah dikeluarkan. Agama ditempatkan pada posisi yang sangat individual. Nilai transendental dirasa tidak patut atau tidak perlu dijadikan sebagai standar penilaian sikap dan perbuatan. Tempatnya telah digantikan oleh etik yang pada faktanya bernilai materi juga.

PENDIDIKAN SEKULER BAGIAN DARI KEHIDUPAN SEKULER

Sistem pendidikan yang material-sekuleristik tersebut sebenarnya hanyalah merupakan bagian belaka dari sistem kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang juga sekuler. Dalam sistem sekuler, aturan-aturan, pandangan dan nilai-nilai Islam memang tidak pernah secara sengaja digunakan untuk menata berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Agama Islam, sebagaimana agama dalam pengertian Barat, hanya ditempatkan dalam urusan individu dengan tuhannya saja. Maka, di tengah-tengah sistem sekuleristik tadi lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh dari nilai-nilai agama. Yakni tatanan ekonomi yang kapitalistik, perilaku politik yang oportunistik, budaya hedonistik, kehidupan sosial yang egoistik dan individualistik, sikap beragama yang sinkretistik serta paradigma pendidikan yang materialistik.

SOLUSI FUNDAMENTAL

Pendidikan yang materialistik adalah buah dari kehidupan sekuleristik yang terbukti telah gagal menghantarkan manusia menjadi sosok pribadi yang utuh, yakni seorang Abidu al-Shalih yang muslih. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, paradigma pendidikan yang keliru dimana dalam sistem kehidupan sekuler, asas penyelenggaraan pendidikan juga sekuler. Tujuan pendidikan yang ditetapkan juga adalah buah dari paham sekuleristik, yakni sekedar membentuk manusia-manusia yang berpaham materialistik dan serba individualistik.

Kedua, kelemahan fungsional pada tiga unsur pelaksana pendidikan, yakni (1) kelemahan pada lembaga pendidikan formal yang tercermin dari kacaunya kurikulum serta tidak berfungsinya guru dan lingkungan sekolah/kampus sebagai medium pendidikan sebagaimana mestinya, (2) kehidupan keluarga yang tidak mendukung, dan (3) keadaan masyarakat yang tidak kondusif .

Tidak berfungsinya guru/dosen dan rusaknya proses belajar mengajar tampak dari peran guru yang sekadar berfungsi sebagai pengajar dalam proses transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tidak sebagai pendidik yang berfungsi dalam transfer ilmu pengetahuan dan kepribadian (transfer of personality), karena memang kepribadian guru/dosen sendiri banyak tidak lagi pantas diteladani.

Lemahnya pengawasan terhadap pergaulan anak dan minimnya teladan dari orang tua dalam sikap keseharian terhadap anak-anaknya, makin memperparah terjadinya disfungsi rumah sebagai salah satu unsur pelaksana pendidikan.

Sementara itu, masyarakat yang semestinya menjadi media pendidikan yang riil justru berperan sebaliknya akibat dari berkembangnya sistem nilai sekuler yang tampak dari penataan semua aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, termasuk tata pergaulan sehari-hari yang bebas dan tak acuh pada norma agama; berita-berita pada media masa yang cenderung mempropagandakan hal-hal negatif seperti pornografi dan kekerasan, serta langkanya keteladanan pada masyarakat. Kelemahan pada unsur keluarga dan masyarakat ini pada akhirnya lebih banyak menginjeksikan beragam pengaruh negatif pada anak didik. Maka yang terjadi kemudian adalah sinergi pengaruh negatif kepada pribadi anak didik.

Oleh karena itu, penyelesaian problem pendidikan yang mendasar harus dilakukan pula secara fundamental, dan itu hanya dapat diujudkan dengan Oleh karena itu, penyelesaian problem pendidikan yang mendasar harus dilakukan pula secara fundamental, dan itu hanya dapat diujudkan dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh yang diawali dari perubahan paradigma pendidikan sekuler menjadi paradigma Islam. Sementara pada tataran derivatnya, kelemahan ketiga faktor di atas diselesaikan dengan cara memperbaiki strategi fungsionalnya sesuai dengan arahan Islam.

Solusi pada Tataran Paradigmatik.

Secara paradigmatik, pendidikan harus dikembalikan pada asas aqidah Islam yang bakal menjadi dasar penentuan arah dan tujuan pendidikan, penyusunan kurikulum dan standar nilai ilmu pengetahuan serta proses belajar mengajar, termasuk penentuan kualifikasi guru/dosen serta budaya sekolah/kampus yang akan dikembangkan. Sekalipun pengaruhnya tidak sebesar unsur pendidikan yang lain, penyediaan sarana dan prasarana juga harus mengacu pada asas di atas.

Melihat kondisi obyektif pendidikan saat ini, langkah yang diperlukan adalah optimasi pada proses-proses pembentukan kepribadian Islam (syakhshiyyah Islamiyyah) dan penguasaan tsaqofah Islam serta meningkatkan pengajaran sains-teknologi dan keahlian sebagaimana yang sudah ada dengan menata ontologi, epistemologi dan aksiologi keilmuan yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam, sekaligus mengintegrasikan ketiganya.)

Solusi pada Tataran Strategi Fungsional

Pendidikan yang integral harus melibatkan tiga unsur pelaksana: yaitu keluarga, sekolah/kampus dan masyarakat. Buruknya pendidikan anak di rumah memberi beban berat kepada sekolah/kampus dan menambah keruwetan persoalan di tengah masyarakat. Sementara, situasi masyarakat yang buruk jelas membuat nilai-nilai yang mungkin sudah berhasil ditanamkan di tengah keluarga dan sekolah/kampus menjadi kurang optimum. Apalagi bila pendidikan yang diterima di sekolah juga kurang bagus, maka lengkaplah kehancuran dari tiga pilar pendidikan tersebut.

Dalam pandangan sistem pendidikan Islam, semua unsur pelaksana pendidikan harus memberikan pengaruh positif kepada anak didik sedemikian sehingga arah dan tujuan pendidikan didukung dan dicapai secara bersama-sama, Kondisi tidak ideal seperti diuraikan di atas harus diatasi.

Solusi strategis fungsional sebenarnya sama dengan menggagas suatu sistem pendidikan alternatif yang bersendikan pada dua cara yang lebih bersifat strategis dan fungsional, yakni: Pertama, membangun lembaga pendidikan unggulan dimana semua komponen berbasis paradigma Islam, yaitu: (1) kurikulum yang paradigmatik, (2) guru/dosen yang profesional, amanah dan kafa�ah, (3) proses belajar mengajar secara Islami, dan (4) lingkungan dan budaya sekolah/kampus yang kondusif bagi pencapaian tujuan pendidikan secara optimal. Dengan melakukan optimasi proses belajar mengajar serta melakukan upaya meminimasi pengaruh-pengaruh negatif yang ada, dan pada saat yang sama meningkatkan pengaruh positif pada anak didik, diharapkan pengaruh yang diberikan pada pribadi anak didik adalah positif sejalan dengan arahan Islam.

Kedua, membuka lebar ruang interaksi dengan keluarga dan masyarakat agar keduanya dapat berperan optimal dalam menunjang proses pendidikan. Sinergi pengaruh positif dari faktor pendidikan sekolah/kampus � keluarga � masyarakat inilah yang akan membuat pribadi anak didik terbentuk secara utuh sesuai dengan kehendak Islam.

Berangkat dari paparan di atas, maka untuk mewujudkan lembaga pendidikan unggulan yang dimaksud setidaknya terdapat empat komponen yang harus dipersiapkan guna menunjang tindak solusif sebagaimana yang digagas, yakni penyiapan kurikulum paradigmatik, sistem pengajaran, sarana prasarana dan sumberdaya guru/dosen. (aliya)

From: http://femaleofhati.blogspot.com

Hidup Bahagia Awal Kesuksesan

Hidup Bahagia Awal Kesuksesan

Oleh : KH.Abdullah Gymnastiar

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kebahagiaan. Karena bahagia ini yang akan menghantarkan kita pada kesuksesan. Menurut penelitian, orang yang hari-harinya diliputi kebahagian, hidupnya lebih optimis dibanding orang yang biasa-biasa saja, yang cenderung pesimis. Ingat, kesuksesan hanya dimiliki oleh orang-orang yang optimis. Adapun yang menjadi indikasi seseorang mudah mencapai kesuksesan karena beberapa sebab.

Pertama, kuatnya iman. Dapat dipastikan seseorang yang kuat imannya kuat pula tekadnya. Sebesar apapun persaingan tak menjadikan dirinya gentar. Kedua, tidak bergantung pada mahluk. Dia meyakini betul dengan bergantung pada mahluk maka kekecewaan yang terjadi. Di musim pemutihan atau musim PHK misalnya. Seseorang yang berjiwa optimis tidak terlalu menghiraukan apakah dirinya kena PHK atau tidak. Yang jelas, bagaimana caranya untuk tetap bekerja sebaik mungkin. Ketiga, tampil apa adanya atau just the way you are. Orang yang tampil apa adanya orientasinya bukan pada penilaian mahluk melainkan pada Allah SWT. Mau dipuji atau tidak dipuji tetap bahagia. Keempat, jangan sebel sama orang lain.Rasa tidak suka pada orang lain pasti pernah dialami setiap orang.Bagaimana rasanya? justru tambah sengsara.Mau bertegur sapa malas karena sebel. Mau ada kepentingan pun lebih baik dibatalkan karena sebel. Ujung-ujungnya sengsara yang terasa.Maka benarlah musuh satu terasa banyak dibandingkan dengan teman seribu. Kelima, mudah memaafkan. Orang yang bahagia hidupnya penuh dengan kelapangan.Setiap ada perlakuan yang tidak mengenakan dari orang lain serta merta memaafkan. Karena percuma, mau dibuat sebel juga sudah terjadi. Keenam, menjauhkan diri dari dosa. Ini sudah menjadi kewajiban bagi kita selaku muslim.Karena dosa inilah yang akanmenguragi amalan. Syukur-syukur kalau ada sesuatu yang mendatangkan pahala jika tidak, kita tekor. Nah, untuk itu saudaraku, mari kita hiasi hidup kita yag sebentar ini dengan kebahagiaan. Kuatkan iman, jauhkan diri dari bergantung pada mahluk, tampil apa adanya, jangan sebel sama orang lain, mudah memaafkan, dan menjauhlah dari dosa. Semoga Allah tetap menggolongkan kita menjadi hamba-Nya yang bertakwa. Amin. Wallahu a'lam bishshawwab.

Ganti Dengan Yang Lain

Beberapa menit yang lalu ketika saya jalan-jalan bersilaturrahmi ke blog sobat-sobat saya untuk memebrikan ucapan lebaran dan meninta maaf kepada para sahabat tercinta, ketika sampai di blognya mas Reekoheek, setelah selasai menulis di kotak komentar, pandangan saya tertuju kepada qorianiesme (sebuah kata yang ada dalam kumpulan link yang diberi judul Teman Maya). Ini pasti hebat!! karena ada isme-nya. Merasa penasaran maka langsung saja saya klik. Dan ternya woowww.. benar-benar hebat..


Dan disilah saya mendapatkan sebuah ilmu yang sangat berharga, kata-kata yang sangat familier dengan kehidupan saya sehari-hari, mudah-mudahan tidak pada diri Anda.. Kata-kata yang harus saya ganti dengan kata-kata yang lain. Kata-kata tersebut adalah (ditulis seperti aslinya):

"assalamualaikum k'hanee,gmana puasanya lncr? skdr info nch: Kalo kita MUSLIM,jgn blg "mosque" tp "masjid" krn orgnisasi Islam mnemukan bhw "mosque"=mosquitos=nyamuk..jgn tulis "mecca" tp "MAKKAH" krn "mecca"=rumah anggur,bir..jgn tulis "mohd" tp tul!s lengkap "MUHAMMAD " krn "mohd"=anj!ng brmulut bsr.. jgn tl!s "4JJI" tp tul!slah "ALLAH " krn "4JJI"=for Judas Jesus Isa Almas!h.. jgn tul!s "Ass" tp tul!slah "ASSALAMU ALAIKUM" krn "ass"=pantat.. Tolong sebarkan kpd Musl!m la!n semampu qta..."

Bagaimana dengan Anda?

Minal 'Aidzin Wal Fa'izin

Minal 'Aidzin Wal Fa'izin

Walau sedikit terlambat (karena selama 7 hari mudik ke kampoeng halaman tidak pernah nyentuh internet. Maklum di desa ga' ada internet. :D ). Di hari yang masih bersuasana Idul Fitri ini adalah sangat diperintahkan bagi kita untuk saling bersilaturrahmi dan salig bermaaf-maafan antar sesama serta saling mendo'akan bagi sesama.

saya Arif Luqman Nadhirin mengucapkan:

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H
Minal �Aidzin wal Fa�izin
Arif mohon maaf lahir batin ya, selama ini sudah banyak salah,
baik perkataan maupun perbuatan.. :-)
Semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT. Amin
(Arif Luqman Nadhirin)

Makna Idul Fitri

Makna Idul Fitri

Bagi muslim yang diterima puasanya karena mampu menundukan hawa nafsu duniawi selama bulan Ramadhan dan mengoptimalkan ibadah dengan penuh keikhlasan, maka Idul Fitri adalah hari kemenangan sejati, dimana hari ini Allah Swt akan memberikan penghargaan teramat istimewa yang selalu dinanti-nanti oleh siapapun, termasuk para nabi dan orang-orang shaleh, yaitu ridha dan magfirahNya, sebagai ganjaran atas amal baik yang telah dilakukannya. Allah Swt juga pernah berjanji, tak satupun kaum muslimin yang berdoa pada hari raya Idul Fitri, kecuali akan dikabulkan.

Pertanyaannya, kira-kira puasa kita diterima apa tidak? Atau yang kita lakukan ini hanya ritual-simbolik, sebatas menahan lapar dan haus, seperti yang pernah disinyalir Nabi Muhamad Saw? Jawabnya, Allahu �alam, kita tak tahu sejatinya. Tapi menurut para ulama, ada beberapa indikasi, seseorang dianggap berhasil dalam menjalankan ibadah puasa: ketika kualitas kesalehan individu dan sosialnya meningkat. Ketika jiwanya makin dipenuhi hawa keimanan. Ketika hatinya sanggup berempati dan peka atas penderitaan dan musibah saudaranya di ujung sana. Artinya penghayatan mendalam atas Ramadhan akan membawa efek fantastik, individu, maupun sosial.

Penghayatan dan pengamalan yang baik terhadap bulan ini akan mendorong kita untuk kembali kepada fitrah sejati sebagai makhluk sosial, yang selain punya hak, juga punya kewajiban, individu dan sosial. Sudahkan kita merasakannya? Itulah rahasia kenapa selamat hari raya Idul Fitri seringkali diakhiri dengan ucapan Minal ��id�n wal Faiz�n (Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali pada fitrah sejati manusia dan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat). Selain sebagai doa dan harapan, ucapan ini juga bak pengingat, bahwa puncak prestasi tertinggi bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa paripurna, lahir dan bathin, adalah kembali kepada fitrahnya (suci tanpa dosa).

Makna Idul Fitri

Sejak Idul Fitri resmi jadi hari raya nasional umat Islam, tepatnya pada tahun II H. kita disunahkan untuk merayakannya sebagai ungkapan syukur atas kemenangan jihad akbar melawan nafsu duniawi selama Ramadhan. Tapi Islam tak menghendaki perayaan simbolik, bermewah-mewah. Apalagi sambil memaksakan diri. Islam menganjurkan perayaan ini dengan kontemplasi dan tafakur tentang perbuatan kita selama ini.

Syeikh Abdul Qadir al-Jailany dalam al-Gunyah-nya berpendapat, merayakan Idul Fitri tidak harus dengan baju baru, tapi jadikanlah Idul fitri ajang tasyakur, refleksi diri untuk kembali mendekatkan diri pada Alah Swt. Momen mengasah kepekaan sosial kita. Ada pemandangan paradoks, betapa disaat kita berbahagia ini, saudara-saudara kita di tempat-tempat lain masih banyak menangis menahan lapar. Bersyukurlah kita! Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1428 H. Mohon maaf lahir dan bathin.

Penulis:
Aang Asy'ari, Lc
Penulis merupakan peminat kajian keislaman, khususnya Literature Islam klasik

Ucapan Selamat Idul Fitri

Tak terasa hari ini sudah memasuki hari 28 bulan Ramadhan tahun 1429 H. itu berarti dua hari lahi kita semua kan merayakan hari Idul fitri. Setelah sebulan lamanya kita menjalankan puasa, menahan diri dari hawa nafsu serta segala apa saja yang dapat membatalkannya. 30 hari juga kita bisa lebih mendekatkan diri kita kepada Yang Maha Kuasa, dengan shalat kita, zakat kita, tilawah al-Qur'an kita, serta berbagai ibadah lainnya.
Idul fitri merupakan hari yang agung, sebuah momentum yang sangat baik untuk saling bersilatorrahin antar umat Islam, saling mendoakan dan saling memaafkan..

Bingung juga nieee mo ngomong apa :) :D

Oke to the point aja zaaa

Setelah tadi jalan2 beberapa lama... saya mendapatkan berbagai kata2 yang menarik baik yang dalam bentuk kalimat sederhana plus mbanyol samapai yang sangat puitis..yang bisa kita gunakan saat kita mengucapkan selamat lebaran dan memohon maaf pada seorang. Naa ini adalah diataranya:

Ndilat untu ngagem santen. Lepat klentu pun ngapunten..nggih sugeng
riyadi.



Paijem gadhah Fiat. Diagem touring dateng Banten. Dalem kathah lepat,kerso paring agenge pangapunten.



Uwur-uwur kodok segoro, bandeng lan nener disaut doro. Dowo umur dinoriyoyo, yen aku tumindak ngawur lan ngomong goroh, yo sing nedhonrimo. Sepurone yo cak!



Jembare ati agawe seneng, dahar ketupat duduh santen. Idul Fitri
sampun dateng, kulo sakeluworgo nyuwun pangapunten. Slamat Lebaran 1426 H.
Marhaban ya Ramadhan.



Ngaturaken sugeng riyadi 1426 H. Minal Aidin Wal Faizin, nyuwun
pangapunten sedoyo kalepatan dalem, lahir batos. Mugi kito sedoyo tansah pinaringan rahmatipun gusti ingkang moho kuwaos. Matur nuwun kepareng dalem nyuwun pamit.



Berkat kesadaran dan kesabaran, sampailah kita pada Hari Kemenangan.
Berkat ketulusan dan keikhlasan, kita saling bermaafan. Happy Iedul
Fitri 1426 H. Bila ada langkah membekas lara, ada kata merangkai dusta,
ada sikap menoreh luka, di hari fitri ini tulus hati memohon maaf



Selamat Hari Raya Idul Fitri, marilah kita saling mengasihi n memaafkan...Ku tau kau telah banyak berbuat salah dan dosa kepadaku,
sering meminjam duit n ga ngembaliin, pake motor ga pernah isi bensin,
tapi tak usah risau... ku t`lah memaafkanmu...



Sebelum Ramadhan pergi
Sebelum Idul fitri datang
Sebelum operator sibuk
Sebelum sms pending mulu
Sebelum pulsa habis
Dari hati ngucapin MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN



Andai jemari tak smpt berjabat,andai raga tak dpt b'tatap
seiring beduk yg mgema,sruan takbir yg berkumandang
kuhaturkan salam menyambut hari raya idul fitri
jikak ada kata serta khilafku membekas lara mhn maaf lahir batin.
SELAMAT IDUL FITRI



Mawar berseri dipagi hari
pancaran putihnya menyapa nurani
sms dikirim pengganti diri
SELAMAT IDUL FITRI
MOHON MAAF LAHIR BATHIN



Jika HATI sejernih AIR, jangan biarkan ia keruh
Jika HATI seputih AWAN, jangan biarkan dia mendung
Jika HATI seindah BULAN, hiasi ia dengan IMAN.
Mohon Maaf lahir dan batin



Menyambung kasih, merajut cinta, beralas ikhlas, beratap doa.
Semasa hidup bersimbah khilaf & dosa, berharap dibasuh maaf.
Selamat Idul Fitri



Melati semerbak harum mewangi
Sebagai penghias di hari fitri
SMS ini hadir pengganti diri
Ulurkan tangan silaturahmi
Selamat Idul Fitri



Sebelas bulan kita kejar dunia
kita umbar napsu angkara
Sebulan penuh kita gelar puasa
kita bakar segala dosa
Sebelas bulan kita sebar dengki dan prasangka
Sebulan penuh kita tebar kasih sayang sesama
Dua belas bulan kita berinteraksi penuh salah dan khilaf
Di hari suci nan fitri ini, kita cuci hati, kita buka pintu maaf
Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin



Faith makes all things possible.
Hope makes all things work.
Love makes all things beautiful.
May you have all of the three.
Happy Iedul Fitri."



Walopun operator sibuk n' sms pending terus,
kami sekeluarga tetap kekeuh mengucapkan
Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin



Bila kata merangkai dusta..
Bila langkah membekas lara...
Bila hati penuh prasangka...
Dan bila ada langkah yang menoreh luka.
Mohon bukakan pintu maaf...
Selamat Idul Fitri Mohon Maaf Lahir Batin



Fitrah sejati adalah meng-Akbarkan Allah..
Dan Syariat-Nya di alam jiwa..
Di dunia nyata, dalam segala gerak..
Di sepanjang nafas dan langkah..
Semoga seperti itulah diri kita di hari kemenangan ini..
Selamat Idul Fitri Mohon Maaf Lahir Batin



Untuk lisan yg tak terjaga
untuk hati yg berprasangka
untuk janji yg tak ditepati
segala kekhilafan. minal aidin walfaizin mhn maaf lahir bathin



Waktu mengalir bagaikan air
Ramadhan suci akan berakhir
Tuk salah yg pernah ada
Tuk khilaf yg sempat terucap
Pintu maaf selalu kuharap
Met Idul Fitri



Walaupun Hati gak sebening XL dan secerah MENTARI. Banyak khilaf yang buat FREN kecewa kuminta SIMPATI-mu untuk BEBAS kan dari ROAMING dosa dan kita semua hanya bisa mengangkat JEMPOL kepadaNya yang selalu membuat kita HOKI dalam mencari kartu AS selama kita hidup karena kita harus FLEXIbel untuk menerima semua pemberianNYA dan menjalani MATRIX kehidupan ini... dan semoga amal kita tidak ESIA-ESIA...Mohon Maaf Lahir Bathin.



Satukan tangan,satukan hati
itulah indahnya silaturahmi
Di hari kemenangan kita padukan
keikhlasan untuk saling memaafkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir Batin



Andai jemari tak kuasa berjabat
setidaknya kata msh dpt terungkap
Dgn sgl kerendahan hati,
tulus hati memohon maaf SELAMAT IDUL FITRI MAAF LAHIR& BATHIN.



Beralas iklas, beratap doa, hidup ini bersimbah khilaf.
Berharap diri dibasuh maaf, Selamat Hari Raya Iedul Fitri
Taqoballahu Minna Waminkum Taqoballahu Yaa Kariim
Minal Aidzin Wal Faidzin
Mohon maaf lahir & batin



Fitrah kemanusiaan selalu gandrung akan kebenaran. Semoga kita selalu berjalan di atas fitrah dalam mengatasi krisis bangsa. Selamat Idul Fitri, maaf lahir dan batin.



When it's black turn white; when it's dark turn light; when a mistaken turn forgiveness, eagle mengucapkan selamat Idul Fitri, mohon maaf
lahir dan batin.



Walaupun bukan yang pertama, harapannya kami yang tertulus dalam mengucapkan Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.



Tiada pemberian yang terindah selain kata maaf. Tiada perbuatan yang
termulia selain memaafkan. Selamat Idul Fitri . Mohon maaf lahir dan batin.



Kesempurnaan hanya milik Allah. Kesalahan dan kekhilafan adalah milik kita semua. Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.



Bersambung... :D :D
Bagaimana Rasulullah Mendidik?

Bagaimana Rasulullah Mendidik?

Keberhasilan dalam pendidikan tidak terlepas dari sebuah sistem atau metode yang digunakan. Pemilihan metode yang tepat akan membawa kepada keberhasilan dalam mendidik, begitu juga sebaliknya. Pandangan ini juga benar-benar dipegang oleh Nabi Muhammad saw. Generasi terbaik (khoirul kharni) para sahabat alaihim assalam adalah contoh nyata tak terbantahkan keberhasilan pendidikan yang di Nabi saw. Berikut ini adalah urain singkat mengenai metode yang dipakai oleh Nabi saw dalam mendidik .

1. Lemah Lembut

Allah berfirman �maka disebabkan dari rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras, tentulah meraka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka, dalam urusan itu.� (Qs Al Imran: )

Nabi menjadikan sifat lemah lembut sebagai salah satu faktor keberhasilan dalam pendidikan. Dari �Aisyah bahwa Nabi Shalallahu �alaihi wasalam bersabda �Hai �Aisyah sesungguhnya Allah itu Maha Lembut dan menyukai kelembutan. Allah memberi dengan sebab kelembutan suatu yang tidak Allah berikan pada sikap keras, bahkan suatu yang tidak Allah berikan hal-hal lainnya. (HR Bukhori Muslim )

Sifat lemah lembut lebih diperlukan lagi pada saat terjadi kesalahan yang tidak disengaja. Kadang, ketika seseorang berbuat salah kepada kita, kita merasa kesal, sehingga emosi kita tak kendali, kita tidak bisa bersifat lembut dan cenderung bersifat kasar.

Dari sahabat Anas radhiallahu�anhu ada seorang Arab Badui yang kencing disalah satu bagian masjid. Para shahabat pun pada membentak dan memarahinya. Melihat kejadian itu Rasulullah melarang para shohabat berbuat seperti itu. Setelah orang tersebut telah menyelesiakan kencinnya, Nabi meminta satu ember berisi air lalu menyiramnya pada bagaian yang terkena kencing tadi. Dalam riwayat yang lain juga di sebutkan bahwa Rasulullah bersabda kepada badui tersebut �sesungguhnya masjid tidaklah layak untuk dikencingi atau dikenai kotoran. Masjid itu hanyalah untuk mengingat Allah, melaksanakan Shalat dan membaca Al Qur�an.�

2. Pujian dan Motifasi

Pujian dan motifasi bertujuan untuk memacu semangat dan yang lain untuk bersaing secara sehat. Sebuah pujian dikatakan sehat jika dilakukan tidak mengada-ada, sehingga orang yang dipuji pun tidak akan terlena. Sewajarnya saja, sehingga apa yang diharapkan dengan pujian tersebut dapat mengenai sasaran.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Ibnu Umar Nabi bersabda, �Sebaik- baik orang adalah Abdulah bin Umar seandainya ia rajin sholat malam.� Bagaimana dampak pujian Nabi ini terhadap diri Umar salah seorang murid Ibnu Umar yang bernama Salim mengatakan, sejak saat itu Abdullah bin Umar hanya sedikit tidur diwaktu malam.

Kemampuan dan potensi menjadi tenggelam atau bahkan hilang disebabkan tidak ada buah kalimat pujian atau motivasi. Jika kita memuji seseorang memiliki kemampuan tertentu, maka pujian kita tidaklah hanya berfungsi menjaga semangat orang tersebut. Bahkan pujian kita boleh jadi memompa yang lain, yang boleh jadi tidak terpacu dengan cara ini.

3. Bertahap dan Memperhatikan Kondisi

Anak didik kita belum tentu memiliki derajat pemahaman yang sama. Demikan juga semangat yang mereka miliki. Syari�at yang turun dari Allah pun diturunkan secara bertahap dan memperhatikan kesiapan manusia untuk menerima syari�at. Oleh karena itu yang menjadi prioritas utama dan yang perlu diperhatikan adalah permasalahan tauhid terlebih dahulu setelah tauhid tertanam di sanubari, barulah diturunkan hal-hal yang wajib dan terlarang. �Aisyah mengatakan � Surat yang pertama kali diturunkan adalah surat yang pendek-pendek. Surat tersebut menceritekan surga dan neraka. Sesudah para shohabat mantap dalam berislam, barulah diturunkan hal-hal halal dan haram. Seandainya ayat yang pertama kali turun adalah �janganlah kamu minum khamr� tentu para sahabat mengatakan �Kami tidak akan meninggalkan khamr selamanya.� Seandainya ayat yang pertama kali turun adalah �janganlah kalian brrbuat zina� tentu mereka akan mengatakan �Kami tidak akan meninggalkan zina selamanya. � (H.R. Bukhori)

Demikian pula metode pendidikan yang Nabi ajarkan bertumpu pada prinsip bertahap dan memperhatikan kondisi. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Jundub bin Abdillah beliau mengatakan �Kami bersama Nabi saw sedangkan Kami masih muda belia. Kami belajar iman baru kemudian belajar Al-Qur�an, sesudah kami belajar Al-Qur�an maka makin bertambah keimanan kami. Diantara bentuk prinsip bertahap dan memperhatikan keadaan adalah tidak mendahulukan sesuatu yang seharusnya ditunda dan memberikan infomasi kepada orang-orang tertentu saja karena mengingat kemampuan pemahaman dan kemashalahatan.

Proses pendidikan bukanlah proses menyampaikan informasi, namun pendidikan adalah satu hal yang sangat penting, Sehingga memerlukan prinsip dan dasar agar membuahkan kesempurnaan yang diinginkan. Inilah metode para robbani yang Allah puji.

Ibnu Abbas mengatakan, �Robbani adalah seseorang yang mendidik orang lain dengan menyampaikan hal-hal yang dasar, kemudian yang detail.

4. Memanfaatkan Momen

Dalam sehari banyak sekali peristiwa dan kejadian yang muncul. Seorang pendidik yang cerdas akan memanfaatkan berbagai fenomena dan kejadian yang ada sebagai sarana pembelajaran. Demikian yang dilakukan oleh Nabi Sholallahu�alaihi wasalam .

Dari Umar bi Khattab semoga Allah meridhoinya, ada serombongan tawanan dihadapkan kepada Nabi Shollahu�alaih wasalam. diantara tawanan tersebut ada seorang wanita yang mencari-cari sesuatu. Wanit tersebut lantas menemukan seorang balita di antara para tawanan, kemusian wanita tersebut meraihnya mendekap dan menyusuinya. Rasulullah Shollahu�alai wasalmam lantas bersabda kepada kami, �Menurut pendapat kalian apakah wanita ini tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?� Kami jawab �Tidak, demi Allah jika wanita tersebut mampu untuk tidak melakukan hal tersebut.

Rasulullah pun bersabda �sesungguhnya Allah itu lebih sayang kepada hamba-hambanya dari pada wanita tersebut terhadap anak-anaknya . (HR Bukhori V/2235)

Mungkin saja kejadian ini berlalu tanpa komentar apapun, akan tetapi Nabi saw benar-banar memanfaatkan kejadian ini. Demikian yang selayaknya kita lakukan.

5. Memperpendek Kesenjangan Antara Guru dan Murid

Jiwa manusia menyukai sikap rendah hati dan membenci kesombongan. Hilangnya pemisah antara pendidik dan anak didiknya . Faktor penting untuk mewujudkan lingkungan yang kondiksif untuk memacu perkembangan pendidikan. Orang yang memperhatikan perikehidupan Nabi sdhlallahu�aiahi wasalam akan mendapatkan hal ini dengan jelas. Demikian juga dengan dampaknya.

Anas bin Malik Semoga Allah Meridhoinya mengatakan Rosulullah Sholallhu�alai wasalam adalah orang yang paling kocak. Mar�a binYusuf al-Karmi berkata �Ketahuilah bercanda iti boleh-boleh saja asalkan tidak mengandung hal-hal yang tercela. Dan tidak bergaul dengan orang-orang yang durjana. Akan tetapi canda tersebut hanyalah antara teman dan orang-orang yang baik-baik. Dalam canda tersebut tidak ada menyakiti, mencela kehormatan (perilaku ) seseorang.

Bahkan seandainya kita katakan bahwa bercanda itu di anjurkan, maka ini pun pendapat yang tidak jauh dari kebenaran, dengan catatan canda tersebut untuk bertujuan melahirkan pergaulan yang baik, ekspresi ketawadhuan dengan sesama teman, wujud keakraban dan menghilangkan rasa sungkan kepada mereka. Canda ini pun tidak mengandung cemoohan, merendahkan kehormatan kita. atau meremehkan seseorang.

Akan tetapi yang disebut suasana keakraban dan menghapuskan jurang pemisah antara pendidik dan atau dai dengan obyek da�wahnya tidaklah dimaksudkan agar kepribadian larut dalam kepribadian anak didiknya. Perlu kita ketaui bahwa hilangnya rasa hormat tidak akan terjadi kecuali pada saat pendidikan tersebut meninggalkan kepribadiannya yang hakiki, serta fungsinya yang benar sebagai seorang pendidik.

6. Argumen yang memuaskan

Sebenarnya pendidikan yang harus kita tananamkan adalah prinsip ketundukan dan kepatuhan terhadap perintah dan larangan syari�at. Akan tetapi ada sebagian orang tidak mau mengakui kebenaran padahal kita sudah berbuat salah. Oleh karena itu diperlukan argumen yang memuaskan agar orang tersebut mau kembali ke jalan yang benar.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Abu Hurairah beliau menceritakan bahwa Husain bin Ali semoga Allah meridhoinya mengambil sebutir kurma zakat, Nabi pun lantas memasukan jarinya ke mulut husain sambil mengatakan �Cih-cih�, kemudian beliau bersabda, �apakah engkau titak tahu kalau tidak boleh makan makan yang berasal dari sedekah dan zakat. �

Ketika Nabi meninggal dunia umur Husain belum sampai 8 tahun, meskipun demikian Nabi berdialog dengannya seperti berdialog dengan orang dewasa. Beliau berkata kepada Husain, cucunya �tidaklah aku keluarkan kurma dari mulutmu itu karena pelit, atau kurma tersebut mengandung bahaya. Sama sekali tidak demikian, akan tetapi sebabnya karena kita tidak boleh memakan harta sedekah.�

Oleh karena itu jika kita mendapatkan anak kita membawa gambar yang terlarang atau memakai pakaian yang tidak sesuai dengan aturan Islam maka duduklah bersama dengan memberikan alasan yang memuaskan agar membentuk kepribadian seoarang muslim dan menghasilkan perubahan dengan izin Allah.

Inilah beberapa metode pendidikan dan pengajaran yang Nabi terapkan yang memiliki pengaruh sangat besar dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Para sahabat adalah bukti takterbantahkan dari keberhasilan metode yang digunakan. Sebagai umat Islam sudah sepatutnya kita untuk meniru apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, �Sesungguhnya telah ada bagi kalian pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik�. Bagaimana dengan diri kita?

Sumber Bacaan:
Al-Qur�an
SQ endisi 11 maret 2005
Kitab Shohih bukhori muslim

Arif Luqman Nadhirin

Sebagai manusia aku sangat berysukur dilahirkan dari sebuah keluarga sederhana yang sangat menyayangiku dan selalu mendukungku di desa Gepor Mulyosari Rt/Rw 16/05, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah 05 April 1986 lalu.

Masa kecil hingga SD aku nikmati di daerah kelahiranku. Memasuki SMP aku hijrah ke Kabupaten Jepara hingga aku menyelesaikan pendidikan Tingkat Atasku. Selepas itu aku kembali hijrah ke Kabupaten Bojonegoro untuk menyelesaikan tugas sekolahku. Setahun kemudian aku masuk di Jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sampai sekarang.


Sebenarnya namaku cukup singkat �Nadhirin�, walau singkat tapi kalau dicari artinya sungguh luar biasa. �nadhirin� yang merupakan kata bahasa Arab yang memiliki arti �melihat�, tapi bukan sekedar melihat, melainkan melihat dengan pikiran. Kata ini sering terulang dalam al-Qur�an, bagaimana Allah menyuruh manusia untuk selalu berfikir tentang citaan-ciptaan-Nya. Waktu bapaku memberi aku nama �nadhirin�, mungkin di benak beliau terdapat harapan yang cukup besar kepada anaknya yang masih mungil tersebut, harapan agar kelak anaknya menjadi seorang pemikir ulung yang mampu memberikan manfaat bagi manusia di sekitarnya. Semoga harapan itu akan tercapai. Amin. Ketika aku duduk di bangku SMP, namaku ditambah menjadi �Arif Luqman Nadhirin�. Yang akan menjadi lebih sempurnya menjadi seorang pemikir ulung yang bijak seperti Luqman al-Hakim s.a (seorang alhli hikmah yang tersebut berulang kali dalam al-Qur�an).

Untuk ibuku surga di bawah telapak kaki Anda, untuk bapakku Anda adalah pahlawanku, untuk saudara-saudaraku raihlah cita-cita kalian.

Bagi para pegunjung saya ucapkan selamat datang di blogku. Walau masih sanggat sederhana, tapi semoga bisa memberikan manfaat bagi Anda. Dan saya akan sanggat bahagia apabila Anda berkenan memberikan kritik, saran atau komentar untuk blog ini. Ikuti terus blog ini, maka Anda akan mendapatkan sesuatu yang baru. Amin.

Bila Ada yang berminat memasang iklan di blog ini, bisa menghubungi saya via email atau HP (081904970646) Terimakasih sebelumnya. :)

Arif Luqman Nadhirin


Menggapai Lailatul Qadar

Menggapai Lailatul Qadar

Bulan Ramadhan adalah bulan yang agung, selalu dinanti-nantikan oleh orang-orang yang beriman. Banyak kemuliaan dan keagunggan di dalamnya. Salah satunya adalah malam Lailatul Qadar, di mana kitab suci Al-Quran diturunkan untuk pertama kali dari Lauhul Mahfuz ke Baitul �Izzah (langit dunia), kemudian diturunkan ke bumi secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Banyak ayat-ayat Al-Qur�an dan hadis Nabi SAW yang menyebutkan tentang kemuliaannya:

�Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur�an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar". [QS Al Qadar: 1 - 5]


�Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui�. [QS Ad Dukhoon: 3 - 6]

�Sesiapa yang menghidupkan malam lailatul qadar penuh keimanan dan keikhlasan akan diampun baginya dosa yang telah lalu�. (Al-Hadits)

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan ampunan. Pada malam itu para malaikat turun ke dunia untuk memberi salam kepada hamba-hamba Allah yang taat beribadah. Sehingga disunatkan untuk memperbanyak membaca doa pada malam tersebut. Terutama do�a �Allahumma innaka �afuwwun tuhibbul �afwa fa�fu �annii.�

Haruskah Mencari Lailatul Qadar?

Ada beberapa hadis yang menunjukkan betapa ruginya seseorang yang tidak pernah berusaha mencari Lailatul Qadar. Menurut Sheikh Abdul Aziz bin Baaz dan Sheikh Salleh Munajjid beliau berkata; "Seorang Islam haruslah mencari malam 10 terakhir Ramadan sebagaimana Rasulullah SAW mengarahkan umatnya menuntut ganjaran dan pahala di mana seseorang yang mendirikannya dan iman dan azam malam tersebut, dia akan menerima ganjarannya dan jika tidak bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: "Barangsiapa yang berqiam di malam Qadar dengan keimanannya maka Allah akan mengampunkan dosanya yang telah lalu". Dalam riwayat lain, "Barangsiapa yg berqiam dan mencarinya kemudian ia akan diampunkan dosa yang sebelumnya dan yang terakhir."

Tanda-tanda Lailatul Qadar

Antara tanda-tanda dalam mengetahui malam lailatul qadar adalah berdasarkan beberapa hadis di bawah :

1. Abi Ibnu Ka'ab telah meriwayatkan bahawa Rasulullah S.A.W telah bersabda mengenai lailatul qadar yang artinya : Sesungguhnya matahari yang keluar pada hari itu tidak begitu bercahaya (suram). (Hadis riwayat imam Muslim dalam kitab puasa)
2. Telah diriwayatkan daripada Nabi S.A.W bahawa baginda telah bersabda yang artinya: Sesungguhnya tanda-tanda lailatul qadar, bahawa malamnya bersih suci seolah-olah padanya bulan yang bersinar, tenang sunyi, tidak sejuk padanya dan tidak panas, tiada ruang bagi bintang untuk timbul sehingga subuh, dan sesungguhnya tanda-tandanya matahari pada paginya terbit sama tiada baginya cahaya seperti bulan malam purnama tidak membenarkan untuk syaitan keluar bersamanya pada hari itu. (Hadis riwayat imam Ahmad dengan isnad jayyid daripada Ibadah bin As-Somit)
3. Dalam Mu'jam At-Tobarani Al-Kabir daripada Waailah bin Al-Asqa' daripada Rasulullah S.A.W telah bersabda yang artinya : Malam lailatul qadar bersih, tidak sejuk, tidak panas, tidak berawan padanya, tidak hujan, tidak ada angin, tidak bersinar bintang dan daripada alamat siangnya terbit matahari dan tiada cahaya padanya(suram).

4. Telah meriwayat Al-Barraz dalam musnadnya daripada Ibn Abbas bahawa Rasulullah S.A.W telah bersabda yang artinya : Malam lailatul Qadar bersih tidak panas dan tidak pula sejuk.

Kata Al-Qaradhawi: "Semua tanda ini tidak memberi kepastian mengenainya. Tidak mungkin ia berulang-ulang, karena malam Al-Qadar selalu berbeda-beda cuacanya dalam berbagai negara, berbeda pula waktunya. Ia mungkin dijumpai di sebuah negara Islam yang tidak putus hujannya, dan kemungkinan di negara lain yang keluarganya bersholat istiqo' yang berdepan dengan kemarau, dan negara-negara berbeda dari segi kepanasan dan kesejukannya, naik matahari dan turunnya, kuat atau lemah pancarannya, maka mustahil untuk mendapat titik pertemuan ini. Kajian ulama' mengatakan: boleh di ambil malam-malam yang tertentu Lailatul Qadar itu dari sebahgian manusia. Ia hanya kelihatan kepada dia seorang saja yang melihatnya. Atau menerima mimpi didalam tidur, atau berlaku (karamah) keajaiban yang luar biasa. Atau Ia terjadi kepada keseluruhan umat Islam agar ia menerima ganjaran kepada siapa saja yang berpeluang melakunya. Dan Ia tidak nampak apa-apa yang berlaku. Kebanyakkan ulama' mengambil pandangan yang awal tadi.

Amalan Saat Lailatul Qadar

Kemuliaan malam tersebut dan seruan-seruan dari hadist-hadist yang menyuruh umat Islam mencari malam tersebut mungkin akan menimbulkan sedikit pertanyaan. Apakah malam itu khusus bagi mereka-mereka yang alim saja atau bisa berlaku bagi masyakat umum. Yusuf Qaradawi mengatakan bahwa malam itu datang untuk semua orang yang benar-benar menginginkannya. Kata Qaradhawi:
"Maka Malam al-Qadar ialah malam umum untuk semua yang menuntutnya. Yang menginginkan kebaikan dan ganjarannya, dan apa yang disisi Allah di dalamnya, itu lah malam ibadah dan malam ta'at, dan bersolat, bertilawah, berdo'a, bersedekah, menjalinkan perhubungan, beramal sholeh, dan melakukan kebaikan-kebaikan".

"Yang harus dilakukan oleh orang Islam pada malam ialah; Bersholat Isya' secara berjamaah, sholat subuh berjamaah dan pada malamnya mendirikan qiamullail. Di dalam hadist Sahih diriwayatkan Nabi bersabda, "Barangsiapa yang bersholat Isya' berjamaah, seolah-olah ia berqiam di separuh malam, dan barangsiapa yang bersolat subuh berjamaah, seolah-olah ia bersholat disepanjang malam tersebut. (Riwayat Ahmad, Muslim).

Sheikh Atiyah Saqr menganjurkan:
Hidupkannya dengan bersholat, membaca Al-Quran, berzikir, beristigfar dan berdo'a dari terbenam matahari sehingga terbit fajar. Dan hidupkan ramadhan dengan bersolat terawikh di dalamnya. Sebuah riwayat yang mengatakan, "Barangsiapa yang bersholat magrib dan Isya' di hari akhir yaitu di malam Al-Qadar secara berjamaah, ia telah diberi keuntungan dari Lailatul Qadar". Berkata A'isyah r.h "Ya Rasulullah di waktu Lailatul Qadar, apakah yang harus aku katakan". "Katakalah, "Ya Allah sesungguhnya kamu pengampun dan suka kepada pengampunan, maka ampunkanlah ku".

Tidak ada orang yang tahu kapan turunnya Lailatul Qadar. Tidak ada yang tahu siapa yang beruntung mendapat Lailatul Qadar. Apakah akan terjadi di 10 hari terakhir, hari-hari ganjil, atau lainnya. Dengan tidak diketahuinya malam Lailatul Qadar, membuat kita beribadah tidak hanya pada 10 hari terakhir saja melainkan sebulan penuh. Semogga kita termasuk orang-orang yang beruntuk bisa menjumpai malam yang penuh barakah dan pengampunan tersebut. Amin

Sumber Bacaan:
hidayatullah.com
http://www.van.9f.com/
http://azharku.wordpress.com/
http://edipsw.com/
Harimu Adalah Hari Ini

Harimu Adalah Hari Ini

Jika datang pagi maka janganlah menunggu tibanya sore. Pada hari ini Anda hidup, bukan di hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan kejelekannya, dan bukan pula hari esok yang belum tentu datang. Hari ini dengan mataharinya yang menyinari Anda, adalah hari Anda. Umur Anda hanya sehari. Karena itu anggaplah rentang kehidupan Anda adalah hari ini saja, seakan-akan Anda dilahirkan pada hari ini dan akan mati hari ini juga. Saat itulah Anda hidup, jangan tersangkut dengan gumpalan masa lalu dengan segala keresahan dan kesusahannya, dan jangan pula terikat dengan ketidakpastian-ketidakpastian di masa yang penuh dengan hal-hal yang menakutkan serta gelombang yang sangat mengerikan. Hanya untuk hari sajalah seharusnya Anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras.


Pada hari ini Anda harus mempersembahkan kualitas shalat yang khusyu', bacaan Al-Quran yang sarat tadabbur, dzikir yang sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian pada jiwa dan raga, serta bersikap sosial terhadap sesama.

Hanya untuk hari ini saja, saat mana Anda hidup. Oleh karena itu, Anda harus benar-benar membagi setiap jamnya. Anggaplah setiap menitnya sebagai hitungan tahun, dan setiap detiknya sebagai hitungan bulan, saat-saat dimana Anda bisa menanam kebaikan dan mempersembahkan sesuatu yang indah. Beristighfarlah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada- Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan nanti, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan. Terimalah rezeki yang Anda dapatkan hari ini dengan penuh keridhaan: Istri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan posisi Anda.

"Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur." (QS Al-A'raf: 144)

Jalanilah hidup Anda hari ini dengan tanpa kesedihan dan guncangan jiwa, tanpa rasa tidak menerima dan keirian, dan tanpa kedengkian.

Satu hal yang harus Anda lakukan adalah menuliskan pada dinding hati Anda suatu kalimat (yang juga harus Anda tuliskan dia atas meja Anda): "Harimu adalah hari ini". Jika Anda makan nasi hangat hari ini, maka apakah nasi yang Anda makan kemarin atau nasi besok hari yang belum jadi akan berdampak negatif terhadap diri Anda?

Jika Anda bisa minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin? Atau, mengapa malah mengharapkan air yang hambar dan panas yang akan datang esok hari?

Jika Anda jujur terhadap diri Anda sendiri maka dengan kemauan keras, Anda akan bisa menundukkan jiwa Anda pada teori ini : "Saya tidak akan pernah hidup kecuali hari ini." Oleh karena itu, manfaatkanlah hari ini, setiap detiknya, untuk membangun kepribadian untuk mengembangkan semua potensi yang ada, dan untuk membersihkan amalan Anda.

Katakanlah: "Hari ini saya akan mengatakan yang baik-baik saja. Saya tidak akan pernah mengucapkan kata-kata kotor dan menjijikkan, tidak akan pernah mencela dan mengghibah. Hari ini saya akan menertibkan rumah dan kantor, agar tidak semrawut dan berantakan, agar rapi dan teratur. Karena saya hanya hidup untuk hari ini saja maka saya akan memperhatikan kebersihan dan penampilan diri. Juga, gaya hidup, keseimbangan cara berjalan, bertutur dan tindak tanduk."

Karena saya hanya hidup untuk hari ini saja maka saya akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, melakukan shalat sesempurna mungkin, melakukan shalat-shalat nafilah sebagai bekal untuk diri sendiri, bergelut dengan Al-Qur'an, mengkaji buku-buku yang ada, mencatat hal-hal yang perlu, dan menelaah buku yang bermanfaat.

Saya hidup untuk hari ini saja, karenanya saya akan menanam nilai-nilai keutamaan di dalam hati ini dan mencabut pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri: takabur, ujub, riya', dan buruk sangka.

Saya hidup untuk hari ini saja, karenanya saya akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kebaikan kepada mereka: menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazah, menunjukkan jalan yang benar bagi yang kebingungan, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang dalam kesulitan, membantu yang dizhalimi, membantu yang lemah, mengasihi yang menderita, menghormati seorang yang alim, menyayangi anak kecil, dan menghormati yang sepuh.

Karena saya hidup untuk hari ini saja maka saya akan hidup untuk mengucapkan, "Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah bersama mataharimu. Aku tidak akan menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku tercenung sedetikpun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi."

"Wahai masa depan, yang masih berada dalam keghaiban, aku tidak akan pernah bergelut dengan mimpi-mimpi dan tidak akan pernah menjual diri untuk ilusi. Aku tidakk memburu sesuatu yang belum tentu ada karena esok hari tidak berarti apa-apa, esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan, dan tidak pantas dikenang."

"Hari Anda adalah hari ini", adalah ungkapan yang paling indah dalam "kamus kebahagiaan", kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan.

Assyarkhan ( Adi Supriadi )
Ma�had Al iMarat Bandung
Jln. Inhoftank No. 17 Bandung 40243 Jawa Barat
Ahmaddinullah@myquran.com
Ibadah Puasa Melatih Kepekaan Kita

Ibadah Puasa Melatih Kepekaan Kita

"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."
(QS. Al-Baqarah [2]: 262)

Suara tangis anak kecil terdengar begitu jelas dari sebuah rumah tua. Berkali-kali anak kecil itu menangis, kemudian diam dan menangis lagi. Ibunya mencoba mendiamkan dengan berkata: �Sabar ya nak, sebentar lagi� sekarang tidur dulu ya!� Kata-kata itu berkali-kali diucapkan sang ibu ketika anaknya terbangun dan menangis. Tiba-tiba dari luar terdengar seseorang mengetuk pintu dan memberi salam. Sang Ibu menjawab salam dan membuka pintu, tampak berdiri di depan pintu seorang laki-laki memikul satu karung gandum yang kemudian diletakkan di depan sang Ibu. Laki-laki itu berkata: �ini ada sedikit gandum, masakkan untuk anakmu! Kemudian laki-laki itu pergi, hilang di tengah kegelapan. Rupanya laki-laki itu sudah lama memperhatikan apa yang terjadi di rumah itu. Dia juga melihat bagaimana sang Ibu tadi memasak beberapa bongkah batu untuk membuat anaknya tenang dan tertidur.


Inilah sosok Umar bin Khaththab r.a., pemimpin yang telah diakui kehebatannya. Umar bin Khaththab dikenal sebagai orang yang cerdas, keras dan tegas. Islam mencapai kemajuan yang pesat di bawah kepemimpinannya, beliau memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Pembentukan Baitul Mal adalah inisiatif dari beliau.

Ramadhan adalah momen yang tepat untuk memupuk potensi kepekaan manusiawi kita, yang mungkin telah terkubur selama sebelas bulan, bahkan mungkin bertahun-tahun. Pada dasarnya semua manusia mempunyai potensi di untuk bersifat dengan sifat-sifat yang baik (asma�ul husna). Allah berfirman: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): �Bukankah Aku ini Tuhanmu?� Mereka menjawab: �Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi�. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: �Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan) (QS. Al-A�raf [7]: 172).

Potensi ketuhanan telah tertanam dalam setiap diri manusia, sekalipun ia adalah seorang atheis. Oleh karena itu di dalam jiwa setiap manusia pada hakikatnya terdapat cahaya dari 99 sifat yang dimiliki oleh Allah SWT. maka pantaslah, ketika para sahabat betanya kepada Aisyah, bagaimanakah akhlak Rasulullah, Aisyah menjawab, �akhlak beliau adalah Alqur�an�.

Ar-Rahman dan ar-Rahim (Yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang) adalah sifat Allah. Kedua sifat ini juga diberikan kepada manusia, walaupun sering dilupakan oleh manusia sendiri. Sifat-sifat yang lain seperti ar-Raziq (dermawan) dan al-�Adil (adil) juga dimiliki oleh manusia, tetapi mengapa sifat-sifat itu tidak muncul?

Di dalam jiwa manusia terdapat belenggu-belenggu yang menyebabkan sifat-sifat baik tersebut (suara hati) sulit dikeluarkan. Di antara yang menjadi belenggu tersebut adalah apa yang dibaca, prasangka negatif, prinsip hidup, pengalaman, kepentingan, sudut pandang dan pembanding (Ary Ginanjar Agustiar, 2005). Untuk mengeluarkan sifat-sifat baik tersebut, semua yang menjadi belenggu tersebut harus dihilangkan.

Ketika kita berhenti di lampu merah, sering kita melihat anak-anak kecil yang mengamen dan berlarian menghampiri kita, mengharap belas kasihan kita sambil menyanyikan sebuah lagu. Apabila kita berprasangka positif, kita akan mudah saja memberikan anak itu sejumlah uang. Tetapi apabila kita berprasangka negatif, �untuk apa kita berikan, mungkin hanya akan digunakan untuk main-main, hura-hura dan sebagainya�. Lalu ia membenarkan prasangka-prasangka negatif tersebut, maka mereka pun tidak akan memberi. Ia tidak menyadari bahwa itulah belenggu yang merupakan penyakit dalam jiwanya. Akibatnya sifat dermawan yang dimiliki tertutupi. Begitu juga dengan faktor yang lain, tanpa disadari ia akan menjadi penyakit hati. "Kemudian hati mereka menjadi keras bagaikan batu, bahkan lebih keras". (QS. Al-Baqarah [2]: 74).

Berpuasa bukan sekedar menahan diri dari makan, minum dan berhubungan suami-istri di sing hari, tetapi lebih dari itu, puasa harus mampu melatih kepekaan kita terhadap kesulitan orang lain. Ketika kita terbiasa mendapatkan kenikmatan dan kesenangan, biasanya kita akan mampu merasakan kesulitan orang lain. Di Bulan Ramadhan kita sanggup berpuasa, menahan diri dari makan, dan minum yang mungkin kita tidak sanggup menahannya di bulan-bulan yang lain. Mengapa kita mampu melakukannya? itu disebabkan karena kita mempunyai potensi untuk itu. Oleh karena itu di bulan Ramadhan ini kita harus berusaha dengan segenap tenaga untuk mengeluarkan semua potensi yang ada dalam diri kita masing-masing, bebaskan jiwa dari belenggu-belenggu yang negatif.

Lapar dapat melatih kita untuk merasakan bagaimana pedihnya para fakir miskin yang kelaparan, bahkan kadang-kadang berhari-hari mereka tidak makan. Selaian berpuasa kita juga harus membiasakan diri untuk hidup bersama orang-orang yang sedang dalam kesulitan atau sedang ditimpa musibah, bergaul dengan orang miskin, sehingga kita juga merasakan bagaimana sulitnya hidup mereka, dengan demikian hidup kita akan lebih mempunyai makna, bukan sekadar untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk orang lain.

Oleh karena itu, peluang yang diberikan oleh Allah SWT di bulan ini harus dapat kita gunakan sebaik-baiknya. Karena tidak semua orang diberi kesempatan dua kali. Mungkin kita termasuk orang-orang yang beruntung diberi kesempatan untuk kembali memperbaiki bekal kita kembali ke hadhirat-Nya. Amalan-amalan ritual peribadatan harus kita iringi dengan amalan sosial, terutama bersedekah. Ia, selain merupakan amalan yang sangat disukai oleh Rasulullah SAW di bulan Ramadhan, juga merupakan suatu bentuk kepedulian kita sebagai umat Islam terhadap sesama. Rasul SAW bersabda sebaik-baik sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan (HR. Al-Baihaqi, Al-Khatib dan Turmudzi). Pada dasarnya Islam mengajarkan bagaimana kita selalu peka terhadap penderitaan orang lain melalui amalan sedekah.

Mulailah memberi sedikit makanan berbuka untuk tetanggga, memberi makan anak yatim, membantu fakir miskin, dan membantu siapapun tanpa pandang bulu dengan ikhlas, ringan, dan tanpa ada sedikitpun rasa keberatan. Insya Allah, dengan begitu, hati kita akan selalu terbuka dan peka terhadap penderitaan orang lain, siapapun dia. Bukan hanya pada bulan ini, akan tetapi juga pada sebelas bulan lainnya. Semoga bulan Ramadhan ini menjadi bulan berkah dan maghfirah serta membawa hidayah bagi kita semua. Amin.

Belajar Dari Kenakalan Anak

Thomas Armstrong, pakar Multiple Intelligences, menyatakan ada dua cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mengenali jenis-jenis kecerdasan anak-anak. Pendapat Thomas Armstrong itu ditujukan buat para guru, tapi dapat juga kita aplikasikan di luar kelas.

Image Salah satu cara yang baik untuk mengenali kecerdasan yang paling berkembang dari anak-anak adalah dengan mengamati "kenakalan" mereka di kelas. Kenakalan anak adalah semacam "seruan pemberontakan" terhadap gaya belajar tertentu yang dipaksakan. Karena anak-anak itu menganggap gaya belajar yang diterapkan kepadanya tidak sesuai dengan gaya belajar alamiah mereka, mereka berteriak minta tolong. Dan cara anak-anak mengekspresikan permintaan tolong itu adalah dengan melakukan hal-hal yang dianggap orang dewasa sebagai kenakalan.


Kalau diamati, ternyata kenakalan anak-anak itu berbeda-beda ekspresinya. Anak yang memiliki kecerdasan linguistik biasanya sering membuat celetukan dan canda kata-kata. Anak yang memiliki kecerdasan spasial akan mencoret-coret. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal akan mengobrol dengan teman-temannya. Sedangkan anak yang memiliki kecerdasan kinestetis-jasmani tidak bisa duduk diam dan terus bermain kejar-kejaran bersama temannya.

Indikator pengamatan lain yang sederhana dan dapat digunakan adalah mengamati cara anak-anak menggunakan waktu luang mereka. Pada saat jadwal anak tidak diatur secara eksternal oleh orang lain, anak-anak dapat tampil alamiah dan apa adanya. Mereka bebas memilih kegiatan apa saja yang disukainya. Oleh karena itu, aktivitas mereka menunjukkan bagaimana cara mereka belajar (learning style) dan jenis-jenis kecerdasan yang menonjol pada diri mereka.

Tentu saja pengamatan ini sangat sederhana. Tapi yang sederhana ini dapat kita terapkan di rumah pada anak-anak di rumah. Walaupun kita bukan ahli psikologi, setidaknya, kita dapat belajar semakin mengenal anak-anak kita. Dengan demikian, kita dapat lebih efektif saat memfasilitasi tumbuh-kembang anak-anak kita.
Menyoal Komersialisasi Pendidikan

Menyoal Komersialisasi Pendidikan

Memasuki tahun 2008 adalah saat istimewa seiring rangkaian sejarah bangsa Indonesia. Setidaknya pada bulan Mei tahun ini kita telah memeringati dua momen besar yaitu 111 tahun Hari Pendidikan Nasional (2 Mei 1889 � 2 Mei 2008) dan 100 tahun kebangkitan Nasional (20 Mei 1908 � 20 Mei 2008). Keduanya merupakan tonggak utama penyokong berdirinya Negara � bangsa Indonesia (Nation state of Indonesia). Pendidikan memerdekakan nalar pikir anak bangsa, sementara kebangkitan nasional memerdekakan jiwa raga dari belenggu penjajahan.

Perayaan tentu tak etis hanya berakhir dengan perayaan itu sendiri yang seringkali menyisakan romantisme semu serta pesta pora tanpa kesadaran. Masuk bulan ketiga tahun ini penulis berkesempatan mengunjungi kota Batam. Ketika berkesempatan berkeliling kota, urat geli penulis sempat tergelitik oleh papan iklan sebuah sekolah. Papan iklan itu terang � terangan menuliskan bahwa ada diskon 0% untuk masuk sekolah �A� pada periode tertentu, lewat dari tanggal tersebut berarti tidak ada diskon. Sang model dalam billboard besar itu menurut hemat penulis lebih mirip seorang bankir, pengusaha atau bisnisman dari pada pembawaan seorang pendidik. Dengan stelan jas necis serta senyuman ala salesman, penulis jadi berpikir iklan ini sedang menawarkan pendidikan atau jasa pendidikan?


Jika Ki Hajar Dewantara masih hidup atau guru Umar Bakri itu sungguh nyata adanya, tentu mereka tidak akan tinggal diam menghadapi fenomena bisnis pendidikan ini. Setidaknya bukan keadaan ini yang beliau kehendaki. Khusus Ki Hajar Dewantara �pendidik dan pejuang bangsa � seorang yang menyadari pentingnya investasi sumber daya manusia melalui pendidikan. Indonesia sebagai negara yang mencantumkan cita � cita �mencerdaskan kehidupan bangsa� dalam pembukaan undang � undang dasar, sudah selayaknya menjadikan pendidikan sebagai prioritas dalam membangun bangsa.

Selama hampir 63 tahun merdeka, bangsa kita justru seolah kehilangan jati diri. Sekolah � sekolah merasa hebat jika bertarif mahal dan berstandar internasional bahkan guru pun harus impor dari negri sebrang. Bahasa Indonesia tidak lagi menjadi bahasa pengantar dan pemersatu di sekolah. Jika begini keadaannya lalu dimana tempat untuk Indonesia: tanah air, bangsa dan bahasa seperti yang dikumandangkan para pemuda pada tahun 1928? Apakah cukup kata Indonesia dalam peta dunia, sedangkan Nusantara tak lagi dipenuhi �jiwa� Indonesia?

Sekolah seperti yang ditulis Louis Althusser merupakan salah satu Idiological State Apparatus dimana negara bisa �memaksakan� idiologi, nilai atau kehendaknya melalui institusi ini. Dalam arti positif, ia bisa menjadi media ampuh menamkan rasa nasionalisme, cinta tanah air dan penghayatan pada sejarah bangsa. Namun apa daya, pendidikan kita telah menjadi ajang mencari untung. Penyelenggara pendidikan mencari untung dari biaya pendidikan yang dibayarkan siswa, siswa juga mengadu untung dengan ijazah yang diperolehnya. Pendidikan kemudian berbelok tujuan dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi upaya berburu legalisasi proses belajar.

Padahal apakah benar sertifikat yang dikeluarkan lembaga pendidikan berbanding lurus dengan kualitas apalagi kapabilitas intelektual peserta didik, apalagi jika kelulusan masih ditentukan dengan uji penyeragaman seperti yang berlangsung hingga saat ini? Anak SMP juga tahu UAN tidak memenuhi rasa keadilan dan kemanusiaan. Tapi sudahkah para pengambil kebijakan yang mengemban amanat rakyat memahami hal ini? Lagi � lagi adik � adik kita yang ada di SLTP dan SLTA yang tahu jawabannya.

Keringat dan darah para pejuang pendidikan tak selayaknya dibayar dengan �melacurkan� pendidikan dengan hitungan materi semata. Dalam iklim binis �jasa pendidikan� seperti sekarang ini, wajar saja jika selama kurun 86 tahun sejak Ki Hajar Dewantara merintis Taman Siswa pendidikan kita tidak lagi melahirkan banyak pemikir besar sekelas Ki HD sendiri atau rekan - rekan sezamannya seperti Sukarno, Hatta, Syahrir, dan Tan Malaka yang juga penggagas pendidikan untuk rakyat.

Indonesia bukanlah negara bangsa semata, tapi juga sebuah cita � cita bagaimana umat manusia hidup bermartabat selaras dengan harkat kemanusiaannya di bumi Nusantara. Jauh hari founding fathers kita sudah mengingatkan bahwa kemerdekaan hanyalah jembatan emas menuju Indonesia yang adil makmur sejahtera. Karenanya dalam mengisi kemerdekaan, suara dan keinginan rakyat adalah sabda yang harus didahulukan penyelenggaraannya, bukan malah memperjualbelikan sesuatu yang memang hak rakyat; dalam hal ini pendidikan atau hak untuk menjadi cerdas dan bermartabat.

oleh Siti Azmi Faiqoh
Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII UNIJA)
Penggiat Pendidikan Alternatif Luar Sekolah
Alamat: Jl. Pemuda 1 Rt.007/02 No. 1 Rawamangun Jakarta Timur
Mobile:08165405963
Active Learning

Active Learning

Inovasi Pembelajaran adalah ruh dari tulisan-tulisan yang ada di dalam tajuk Active Learning ini. Beberapa naskah berupa naskah publikasi ini merupakan laporan kegiatan projek INOSINNO, BUSINO dari PPKB Due-Like UGM. Di samping itu, ada juga naskah publikasi hasil penelitian dan paper untuk ceramah (wah yang ini agak berat ke seniman an nya).

2006: On-line Discussion to Support Learning, Kartika Aditiarani & Neila Ramdhani

2007: �ILMIOS�, Integrated Learning Method for Industrial and Organizational Studies. Report on Learning Innovation in �Seminar Psikologi Industri dan Organisasi�, Lecturer Prof Djamaludin Ancok. Team Members: Neila, Hayu, Ratih, Widi, Pi, Ganies, dan Indra.

2008: Active Learning & Soft Skills, paper will be presented in the Educational Seminar in AKPER Panti Rapih, April 15th, 2008.

Kepribadian Anda, Sukses Anda

Hasil survey Stanford Research Institute, Harvard University & Carnegie Foundation menyimpulkan: Bahwa lima belas persen (15 %) dari alasan mengapa seseorang berhasil meraih keberhasilan dalam pekerjaan banyak ditentukan oleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengenai profesi. Bagaimana yang 85 %? Delapan puluh lima persen dari mereka yang meraih sukses, banyak ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan mengenai manusia! prestasi seseorang tidak ditentukan oleh faktor pendidikan formal apakah seseorang tersebut sarjana atau bukan sarjana,bukan oleh faktor jenis kelamin apakah seseorang itu laki-laki atau perempuan, bukan oleh ras apakah mereka itu kulit putih atau kulit hitam, dan juga bukan oleh umur apakah diatas 40 tahun atau dibawah 40 tahun. :L

Prestasi seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Bahkan disimpulkan juga bakat yang dibawa sejak lahir hanya berperan sebagai faktor imbuhan saja bagi prestasi seseorang. Kepribadian dan prestasi ibarat flight-attitude yang di-install pada cockpit pesawat terbang. Bila flight attitude menunjukkan kemiringan 45 derajat, maka berarti pesawat miring 45 derajat. Bila kepribadian seseorang tidak positif, maka prestasi yang bersangkutan tidak akan sukses, walau faktor pendukung kesuksesan yang lain dimilikinya. Oleh sebab itu apabila seseorang ingin sukses, tidak ada jalan lain kecuali menimba terus ilmu dan pengetahuan agar wawasannya luas, bekerja terus menerus agar memperoleh pengalaman dan mempertajam keterampilan, berpola pikir dan berpola tindak positif untuk makin menampilkan kepribadian yang positif. Tiga faktor ini yaitu "knowledge, skill and behaviour" oleh Dale Carnegie disebut sebagai faktor keberhasilan seseorang (The Triangle of Success).


KNOWLEDGE /pengetahuan
Perjalanan jaman senantiasa diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Bagi manusia yang terlahir pada jamannya dituntut setidak-tidaknya mengetahui apa yang terjadi dan sedang berkembang, kemudian menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut dengan sikap yang adaptatif walau harus melakukan perubahan yang memerlukan pengorbanan. Dalam konteks bekerja dan pekerjaan misalnya, penerapan teknologi yang modern sebagai hasil perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat mau tidak mau harus diterima dengan baik, sebab kalau kita tidak melakukannya, bukan hanya ketinggalan dengan yang lain, tetapi bahkan mungkin kita akan terlindas dengan perubahan/kemajuan yang sedang berlangsung. "Make change an ally!" Jadikan perubahan itu sahabat anda. Sebab alergi dengan perubahan, kita akan mandeg.

Dalam pergerakannya, ada satu hal yang tidak pernah berubah, yaitu bahwa jaman akan menawarkan kepada kita berbagai kesempatan terus menerus. Tinggal terserahlah kepada kita akan menyambut kesempatan tersebut dan menangkap atau membiarkannya berlalu. Yang jelas kesempatan yang sama tidak akan datang lebih dari satu kali, hilang diambil oleh yang lain atau lenyap tertelan waktu. Siap atau tidak siap salah satu keberhasilannya tergantung penguasaan kita terhadap ilmu kita yang kita miliki. Sebab menangkap kesempatan harus berbekal ilmu pengetahuan. Semakin luas ilmu kita semakin cakap kita mengambil kesempatan. Hanya orang yang membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan yang banyak mampu menangkap berbagai peluang dan kesempatan.

SKILL /ketrampilan
Keterampilan pada akhirnya akan dicapai seseorang apabila mereka melakukannya dalam praktek. Penguasaan ilmu pengetahuan saja tidaklah cukup untuk bisa disebut sebagai terampil apalagi ahli. Dengan praktek seseorang akan menemui berbagai pengalaman yang sangat variatif, berbagai persoalan dan bagaimana menyelesaikan persoalan tersebut. Ini membuat penguasaan terhadap fungsi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya semakin tajam. Berbekal ilmu pengetahuan ditambah pengalaman, seseorang akan mudah menemukan esensi dari ilmu pengetahuan tersebut, yang akan berpengaruh kepada keberhasilan dalam pengeterapannya. Solusi-solusi terhadap masalah bisa dipermudah sebab esensinya dikuasai. Mahatma Gandhi Beliau mengibaratkan betapa tinggi praktek itu dengan perumpamaan bahwa satu ons praktik nilainya sama dengan satu ton ilmu pengetahuan. Maksudnya adalah dengan praktik, seseorang akan mendapatkan banyak manfaat dan ilmu yang lebih detail dan mendalam, sebab betul-betul dirasakannya dan dipahaminya.

BEHAVIOUR /Tingkah laku
Dipengaruhi oleh karakter yang terbawa sejak lahir, serta lingkungan kehidupan sehari-hari, seseorang akan tampil dengan ciri khusus yang mengemuka sebagai behavior dalam bentuk pola pikir dan pola tindaknya. Tampilan ini secara umum disebut sebagai kepribadian atau personality yang dalam awal tulisan disebut mempengaruhi pencapaian prestasi seseorang dengan dominan. Ada yang beranggapan kepribadian adalah pembawaan yang merupakan keturunan dari orang tua, atau yang tak bisa dirobah. Seorang sarjana, James William, menyatakan bahwa kepribadian seseorang ibarat bawang merah, yang apabila dikupas kulitnya, akan diketemukan kulit yang lain, begitu berkali-kali. Artinya kepribadian sebagai potensi sesungguhnya sangat banyak dimiliki oleh seseorang. Namun tidak nampak. Yang nampak atau ditampilkan sekarang ini adalah sebagian saja dari kepribadian yang dimilikinya. Hakekat dari pengibaratan ini adalah bahwa kepribadian itu bisa dikembangkan. "Attitude is learned, not inherited." Bisa dipelajari, bukan bawaan keturunan.

SELF DEVELOPMENT /pengembangan diri
Dengan berbekal ilmu pengetahuan (Knowledge), keterampilan (Skill) dan kepribadian (attitude & behaviour) yang dimilikinya, seseorang akan berhasil dalam pekerjaannya dan berprestasi tinggi. Namun itu tentunya tidak cukup. Perjalanan zaman membuat pula "social environment" berkembang. Oleh sebab itu prestasi pun harus berkembang dari waktu ke waktu sehingga seseorang senantiasa dalam posisi "kini lebih baik". Ibarat perjalanan, prestasi berawal dengan pertanyaan untuk diri sendiri ; siapa saya, dimana saya, hendak kemana saya, bagaimana caranya agar sampai kesana.

SIAPA SAYA?
Alangkah sulitnya seseorang yang ingin berkembang tetapi tidak mengenal dirinya sendiri. Untuk itu jurnal kehidupan senantiasa harus diikuti, neraca kehidupan senantiasa harus dibuat. Dengan introspeksi, dengan retrospeksi. Seberapa luas ilmu pengetahuan kita miliki? Seberapa terampilkah kita bekerja? Se-positif apakah kepribadian kita? Pengenalan diri sendiri dan kesadaran akan kekuatan serta kelemahan sendiri merupakan modal utama seseorang untuk bisa melakukan pengembangan diri. Tidak pula bisa dianggap sepele adalah pengenalan seseorang dari atau oleh orang lain yang harus dimanfaatkan sebagai 'feed-back' bagi koreksi akan hal-hal yang tidak baik pada diri kita.

DIMANA SAYA?
Seseorang hidup di tengah-tengah masyarakat, tidak terlepas dari interaksi antar berbagai aspek kepentingan baik manusia yang memiliki kepribadian berbeda-beda., dengan teman sekerja, lembaga / perusahaan dimana kita bekerja, masyarakat, bahkan sistem kerja yang saling interaksi secara global. Seseorang selalu berada di tengah-tengah berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Oleh sebab itu dimana letak posisi seseorang dalam interaksi organisasi, apa statusnya, harus disadari sebagai awal pijak perjalanan prestasi yang panjang.

HENDAK KEMANA SAYA?
Tujuan hidup hendaklah jelas. Clear Goal in Life kata sebagian orang. Bekerja sebagai usaha mewujudkan tujuan hidup haruslah jelas juga.Buat apa kita bekerja? Puaskah kita dengan kondisi sekarang? Atau kita ingin berkembang? Kemana kita akan menuju? Menentukan tujuan dengan jelas merupakan motivasi yang akan menggerakkan kita. Seberapa kuat (strength) kita, apa saja kelemahan (weakness) kita. Apabila sudah kita ketahui, dinamika interaksi sosial banyak menawarkan peluang (opportunities). Bahwa kita bisa menggapai kesempatan, adalah tergantung kesiapan kita. Adakah itu? Di samping itu harus diwaspadai pula bahwa di dalam berbagai kesempatan, ada juga ancaman -ancaman (threats) yang bisa membuat tujuan kita gagal.

BAGAIMANA CARANYA?
Dibumbuhi oleh semangat (enthusiasm), seseorang harus mencapai prestasinya. Untuk itu dalam pelaksanaannya haruslah berbahasa prestasi, bermotif prestasi (achievement motive orieented). Pada diri seseorang, motif prestasi bisa dikembangkan. Kebiasaan mengetahui apa yang dilakukan, senantiasa ingin mencapai hal yang lebih baik dari waktu sebelumnya, membandingkan antara hasil dan resiko-resiko, akan membawa seseorang kepada peningkatan motif prestasi yang semakin tinggi. Akhirnya secara naluriah pada diri seseorang akan terbentuk jiwa yang selalu ingin berprestasi. Seiring perjalanan hidupnya, tampillah suatu sosok jati diri yang mencerminkan kepribadian yang positif,yang bisa filling-nya mempercepat pemilihan antara kegiatan yang berguna bagi prestasinya dengan yang tidak. Dan kata tanya yang tepat untuk ini adalah di dalam kita berkegiatan atau bekerja, selalu ada pertanyaan kepada diri sendiri kenapa tidak yang terbaik yang aku lakukan?

PRESTASI, TERMINAL DARI TUJUAN
Individu adalah bagian dari institusi. Apabiia individu-individu berkembang, berkembang pulalah institusi, demikian sebaliknya. Dan apabila institusi berkembang, celah dan kesempatan semakin banyak, yang bisa kita tangkap semakin banyak pula kemungkinannya. Secara umum, "performance" kita akan saling terkait dengan performance institusi dimana kita bekerja. Oleh sebab itu bagi yang memahami alur pemikiran ini tak ada pilihan kecuali mengejar prestasi dengan bekerja sebaik-baiknya, sebab jalan kearah pencapaian tujuan semakin terbuka.
Pada akhirnya seiring perjalanan umur, sampailah kita di terminal tujuan hidup kita, di puncak karir dan bolehlah kita menghela nafas panjang sambil berucap: "Alhamdulillah, aku menjadi sebaik-baik diriku. Alhamdulillah tidak sia-sia hidupku,".

(sumber Agus Sugiarto - Sistem Analis dan Manajemen)

Tips Sehat Saat Puasa

Tips Sehat Saat Puasa

Puasa potensial untuk menyehatkan tapi bisa jadi sebaliknya, tidak bermanfaat sama sekali kecuali lapar dan dahaga saja. Ada beberapa tips yang baik dijalankan untuk mencapai tujuan sehat tersebut.

1.Jangan Tinggalkan Sahur
Sahur merupakan salah satu rangkaian dalam ibadah puasa. Walaupun tidak wajib namun sahur memiliki fungsi penting karena memberikan asupan gizi dan simpanan energi untuk aktifitas saat berpuasa. Untuk memperoleh manfaat kesehatan, menu sahur sebaiknya makanan yang berserat dan berprotein tinggi tapi hindari konsumsi makanan yang manis-manis. Makanan berserat membuat proses pencernaan lebih lambat, sedangkan makanan manis lebih cepat sehingga membuat lebih cepat lapar di siang hari. Sahur mendekati imsak lebih baik karena membuat energi sahur lebih tahan lama.


2. Berbukalah Dengan Pola Benar
Jangan tunda berbuka puasa bila sudah waktunya. Hal yang paling diperlukan pada saat berbuka adalah memulihkan tenaga/energi. Untuk itu makanlah sumber karbohidrat sederhana yang terdapat dalam makanan manis, sirup dan lain-lain yang mudah dicerna. Setelah sholat dan beristirahat sejenak, dapat dilanjutkan dengan makan makanan pokok seperti nasi dan lauk-pauk tapi dalam porsi sedang. Cemilan atau minuman ringan dapat dilanjutkan setelah tarawih dalam porsi kecil.

3. Tetap Beraktifitas Seperti Biasa
Berpuasa tidak berarti mengurangi aktifitas atau kerja. Pada beberapa hari pertama memang ada penyesuaian dan adaptasi tubuh terutama pada orang-orang yang jarang berpuasa atau olahraga. Aktifitas/olahraga berat memang dilarang tetapi yang bersifat ringan jusrtu dianjurkan. Olahraga ringan seperti jalan kaki, senam, lari kecil, sangat dianjurkan terutama menjelang berbuka puasa. Tarawih juga merupakan aktifitas yang dapat menjaga kebugaran.

4. Konsumsi Air Ditambah
Tubuh lebih rentan terhadap kekurangan air dibanding kekurangan makan sehingga kebutuhan air mesti cukup dengan menambah porsi meminum air, termasuk susu, sirup,
buah-buahan dan makanan yang berkuah. Teh dan kopi dihindari pada saat sahur.

5. Kendalikan Emosi
Puasa mencakup upaya menahan nafsu. Hati yang tenang karena nafsu yang terkendali akan menurunkan konsumsi energi atau laju metabolisme sehingga menghemat pemakaian tenaga. (idionline/ dari berbagai sumber)


Tips Motivasi Diri

Tips Motivasi Diri

Seringkali rutinitas, dan berbagai masalah yang datang silih berganti setiap hari membuat kita kehilangan motivasi untuk mendapatkan yang lebih baik dalam kehidupan. Hingga semua tujuan kita mengabur dan lama-lama menghilang. Berikut kami sampaikan tujuh cara untuk mendapatkan motivasi setiap hari:

1. Ciptakan Hasrat - Lihat imbalan dari usaha Anda secara jelas. Cara ini memberikan banyak motivasi untuk membuat rencana Anda cepat terwujud. Bayangkan rumah impian Anda setiap hari, dan ini akan memberikan Anda dorongan untuk menjadikannya nyata.


2. Ciptakan Rasa Sakit - Dalam program Neuro-Linguistic mereka mengajarkan pada Anda untuk menghubungkan rasa sakit dengan tidak melakukan tindakan. Gambaran kekasih Anda keluar dengan orang lain, saat Anda menyaksikan itu dengan diam-diam, hal itu mungkin membuat Anda termotivasi membicarakan hal-hal yang Anda hindari dengan pasangan Anda.

3. Bicarakan Rencana Anda - Bicaralah pada pasangan Anda tentang rencana Anda, atau tuliskan dalam selembar kertas apa yang akan Anda lakukan lalu tempelkan di kulkas.

4. Miliki Sebuah Ketertarikan yang Nyata - Jika tak ada ketertarikan sama sekali Anda mungkin perlu melakukan sesuatu, untuk itu buat sebuah tujuan besar dalam pikiran Anda.

5. Miliki Energi - Kafein akan memberikan rasa sehat untuk sesaat, tapi dalam satu atau lain cara, Anda membutuhkan energi lebih sebagai motivasi untuk setiap hari, misalnya dengan olah raga atau tidur cukup.

6. Ciptakan Keseimbangan Mental - Sangat sulit untuk menemukan motivasi jika Anda dalam keadaan tertekan. Hilangkan beberapa perasaan negatif Anda, atau pada akhirnya pilih kerjakan pekerjaan penting saat Anda dalam mood yang bagus.

7. Ambil Sebuah Langkah Kecil - Lakukan pengumpulan untuk satu tas besar daun-daun di halaman. Dan denagn segera Anda akan membersihkan halaman. Setiap sebuah langkah kecil yang Anda ambil untuk mencapi tujuan akan memberikan motivasi pada Anda setiap hari. (buzz/erl)

Tentu Kita Bisa!!!!!


Sumber : KapanLagi.com

Apa Yang Telah Kita Persiapkan Untuk Menyambut Ramadhan

Apa Yang Telah Kita Persiapkan Untuk Menyambut Ramadhan

�Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu,

agar kamu bertaqwa�

(QS. Al-Baqarah [2]: 183)

Seorang bapak bertanya kepada seorang pemuda: �Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menyambut bulan Ramadhan?� Pemuda tersebut menjawab, �Kalau untuk menyambut Ramadhan, anak muda sepertiku pasti tak akan ketinggalan. Aku telah mengambil sebagian uang tabunganku untuk kubelikan pakaian model terbaru. Aku tak mau ketika lebaran nanti, teman-temanku menganggap aku ketinggalan model. Lalu kalau bapak, apa yang telah dipersiapkan?�

Bapak itu menjawab, �Ya seperti biasa, setiap menjelang bulan Ramadhan aku harus mengumpulkan banyak uang untuk kebutuhan dapur istriku dan membelikan pakaian untuk anak-anakku. Kadang karena terlalu banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, aku harus rela pinjam uang kesana-kemari, kan setahun hanya sekali�.


Saudaraku, apakah jawaban seperti ini yang juga terlintas dalam benak kita? Penulis berharap bahwa jawaban Anda adalah tidak. Penulis berharap kita mempersiapkan datangnya bulan Ramadhan dengan memperbanyak amalan-amalan shalih, seperti membaca Alqur�an, qiyamul lail, dzikir, sedekah, dan ibadah-ibadah lainnya. Berapa banyak dari Anda yang telah mempersiapkan diri untuk mengkhatamkan Alqur�an dalam bulan yang diberkahi ini dan juga menunaikan shalat Tarawih tanpa tertinggal sehari pun sepanjang bulan Ramadhan.

Separuh lebih kita telah melewati bulan Rajab, lalu apa yang seharusnya kita lakukan? Umat Islam seyogyanya menghitung bulan Sya�ban sebagai persiapan memasuki Ramadhan. Ramadhan adalah bulan kebaikan dan barakah, Allah memberkahinya dengan banyak keutamaan. Diantara keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan yaitu:

Pertama, bulan Alqur�an. Allah menurunkan kitab-Nya yang mulia sebagai petunjuk bagi manusia, obat bagi kaum mukminin, membimbing kepada yang lebih lurus, menjelaskan jalan petunjuk. (Alqur�an) diturunkan pada malam Lailatul Qadar, suatu malam di bulan Ramadhan. Allah subhanahu wata�ala berfirman, �Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alqur�an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil��� (QS. Al-Baqarah [2]: 185).

Kedua, dibelenggunya setan, ditutupnya pintu-pintu neraka dan dibukanya pintu-pintu surga. Pada bulan ini kejelekan menjadi sedikit, karena dibelenggu dan diikatnya jin-jin jahat dengan salasil (rantai), belenggu dan ashfad. Mereka tidak bisa bebas merusak manusia sebagaimana bebasnya di bulan yang lain, karena kaum muslimin sibuk dengan puasa hingga hancurlah syahwat, dan juga karena bacaan Alqur�an serta seluruh ibadah yang mengatur dan membersihkan jiwa. Maka dari itu ditutupnya pintu-pintu jahanam dan dibukanya pintu-pintu surga, disebabkan karena pada bulan Ramadhan amal-amal shalih banyak dilakukan dan ucapan-ucapan yang mengandung kebaikan banyak dilafadzkan oleh kaum mukminin. Rasulullah shalallahu �alaihi wasallam bersabda, �Jika telah datang awal malam bulan Ramadhan, diikatlah para syetan dan jin-jin yang jahat, ditutup pintu-pintu neraka, tidak ada satu pintu-pintu yang dibuka dan dibukalah pintu-pintu surga, tidak ada satu pintu-pun yang tertutup, berseru seorang penyeru ; �Wahai orang yang ingin kebaikan lakukanlah, wahai orang yang ingin kejelekan kurangilah. Dan bagi Allah mempunyai orang-orang yang dibebaskan dari neraka, itu terjadi pada setiap malam� (Diriwayatkan oleh Tirmidzi 682 dan Ibnu Khuzaimah 3/188 dari jalan Abi Bakar bin Ayyasy dari Al-A�masy dari Abu Hurairah. Sanad hadits ini Hasan).

Ketiga, malam lailatul qadar. Allah subhanahu wata�ala berfirman, �Sesungguhnya Kami menurunkan Alqur�an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala usrusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar� [QS. Al-Qadar : 1-5].

Keempat, orang yang puasa termasuk shiddiqiin dan syuhada. Dari �Amr bin Murrah Al-Juhani radhiyallahu �anhu, ia berkata: datang seorang pria kepada Nabi Shallallahu �alaihi wasallam kemudian berkata : �Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah, engkau adalah Rasulullah, aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan shalat tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku ?� Beliau menjawab, �Artinya : Termasuk dari shidiqin dan syuhada� (HR. Ibnu Hibban).

Kelima, pengampunan dosa. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi Shallallahu �alaihi wa sallam, bahwasannya beliau bersabda, �Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ihtisab maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu� (HR. Bukhari 4/99, Muslim 759]. Makna �penuh iman dan ihtisab� yakni membenarkan wajibnya puasa, mengharap pahalanya, hatinya senang dalam mengamalkan, tidak membencinya, atau tidak merasa berat dalam mengamalkannya.

Keenam, dikabulkannya do�a dan pembebasan api neraka. Rasullullah shalallahu �alaihi wa sallam bersabda, �Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka setiap siang dan malam dalam bulan Ramadhan, dan semua orang muslim yang berdo�a akan dikabulkan do�anya� (HR. Bazzar 3142, Ahmad 2/254).

Karena keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan di atas, maka Allah mewajibkan kaum muslimin untuk melakukan ibadah puasa Ramadhan, karena puasa memutuskan jiwa dari syahwatnya dan menghalangi dari apa yang biasa dilakukan. Puasa Ramadhan termasuk perkara yang paling sulit, karena itu pada zaman Rasulullah shalallahu �alaihi wasallam kewajibannya-pun diundur sampai tahun kedua Hijriyah, setelah hati kaum muslimin kokoh dalam bertauhid dan dalam mengagungkan syiar-syiar Allah, maka Allah membimbing mereka untuk melakukan puasa dengan bertahap. Pada awalnya mereka diberikan pilihan untuk berbuka atau puasa serta diberi semangat untuk puasa, karena puasa masih terasa berat bagi para shahabat.

Setelah membaca penjelasan singkat ini, bolehlah kiranya saya tanyakan lagi kepada saudara, �Apa yang akan engkau persiapkan untuk menghadapi bulan Ramadhan?� Wallahu a�lam bishshowwab
Mengisi Waktu

Mengisi Waktu

ISLAM memerintahkan umatnya untuk memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, bahkan dituntunnya umat manusia untuk mengisi seluruh �ashr (waktu)-nya dengan berbagai amal dengan mempergunakan semua daya yang dimilikinya. Sebelum menguraikan lebih jauh tentang hal ini, perlu digarisbawahi bahwa sementara kita ada yang memahami bahwa waktu hendaknya diisi dengan beribadah (dalam pengertian sempit). Mereka merujuk kepada firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 yang menyatakan, dan memahaminya dalam arti

Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku.

Pemahaman dan penerjemahan ini menimbulkan kerancuan, karena memahami lam (li) pada li ya�budun dalam arti �agar�. Dalam bahasa Al-Quran, lam tidak selalu berarti demikian, melainkan juga dapat berarti kesudahannya atau akibatnya. Perhatikan firman Allah dalam surat Al-Qashash ayat 8 yang menguraikan dipungutnya Nabi Musa a.s. oleh keluarga Fir�aun.

Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir�aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir�aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah (QS Al-Qashash [28]: 8).


Kalau lam pada ayat di atas diterjemahkan �agar�, maka ayat tersebut akan berarti, �Maka dipungutlah ia (Musa) oleh keiuarga Fir�aun �agar� ia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka.� Kalimat ini jelas tidak logis, tetapi jika lam dipahami sebagai akibat atau kesudahan, maka terjemahan di atas akan berbunyi, �Maka dipungutlah ia (Musa) oleh keluarga Fir�aun, dan kesudahannya adalah ia menjadi musuh bagi mereka.�

Kembali kepada ayat Adz-Dzariyat di atas, dapat ditegaskan bahwa Al-Quran menuntut agar kesudahan?? semua?? pekerjaan hendaknya menjadi ibadah kepada Allah, apa pun jenis dan bentuknya. Karena itu, Al-Quran memerintahkan untuk melakukan aktivitas apa pun setelah menyelesaikan ibadah ritual.

Apabila telah melaksanakan shalat (Jumat), bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah, dan selalu ingatlah Allah supaya kamu beruntung (QS Al-Jum�ah [62]: 10).

Dari sini ditemukan bahwa Al-Quran mengecam secara tegas orang-orang yang mengisi waktunya dengan bermain tanpa tujuan tertentu seperti kanak-kanak. Atau melengahkan sesuatu yang lebih penting seperti sebagian remaja, sekadar mengisinya dengan bersolek seperti sementara wanita, atau menumpuk harta benda dan memperbanyak anak dengan tujuan berbangga-bangga seperti halnya dilakukan banyak orangtua.

Ketahuilah bahwa kehidupan dunia (bagi orang yang tidak beriman) hanyalah permainan sesuatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megah antara kamu serta berbanggaan tentang banyaknya harta dan anak (QS 57: 20 dan baca Tafsir ibnu Katsir serta Tafsir Al-Manar) .

Kerja atau amal dalam bahasa Al-Quran, seringkali dikemukakan dalam?? bentuk?? indefinitif?? (nakirah).?? Bentuk ini oleh pakar-pakar bahasa dipahami sebagai memberi makna keumuman, sehingga amal yang dimaksudkan mencakup segala macam dan jenis kerja. Perhatikan misalnya firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 195.

Aku (Allah) tidak mensia-siakan kerja salah seorang di antara kamu baik lelaki maupun perempuan.

Al-Quran tidak hanya memerintahkan orang-orang Muslim untuk bekerja, tetapi juga kepada selainnya. Dalam surat Al-An�am ayat 135 dinyatakan.

Hai kaumku (orang-orang kafir), berbuatlah sepenuh kemampuan (dan sesuai kehendak). Aku pun akan berbuat (demikian). Kelak kamu akan mengetahui siapakah di antara kita yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia/akhirat.

Bahkan Al-Quran tidak hanya memerintahkan asal bekerja saja, tetapi bekerja dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati. Al-Quran tidak memberi peluang kepada seseorang untuk tidak melakukan suatu aktivitas kerja sepanjang saat yang dialaminya dalam kehidupan dunia ini. Surat Al-�Ashr dan dua ayat terakhir dari surat?? Alam Nasyrah menguraikan secara gamblang mengenai tuntunan di atas.

Dalam surat Alam Nasyrah, terlebih dahulu ditanaman optimisme kepada setiap Muslim dengan berpesan,

� karena. sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan (QS 94: 5-6).

Maksudnya, sesungguhnya bersama satu kesulitan yang sama terdapat dua kemudahan yang berbeda. Maksud ini dipahami dari bentuk redaksi ayat di atas. Terlihat bahwa kata al-ushr terulang?? dua?? kali dan keduanya dalam bentuk definitif (ma�rufah) yakni menggunakan alif dan lam (al), sedangkan kata yusra juga terulang dua kali tetapi dalam bentuk indefinitif, karena tidak menggunakan alif dan lam. Dalam kaidah kebahasaan dikemukakan bahwa apabila dalam suatu susunan terdapat dua kata yang sama dan keduanya berbentuk definitif, maka keduanya bermakna sama sedangkan bila keduanya berbentuk indefinitif, maka ia berbeda.

Setelah berpesan demikian, kembali surat ini memberi petunjuk kepada umat manusia agar bersungguh-sungguh dalam melaksanakan suatu pekerjaan walaupun baru saja menyelesaikan pekerjaan yang lain, dengan menjadikan harapan senantiasa hanya tertuju kepada Allah Swt.

Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (QS 94: 7).

Kata faraghta terambil dan kata faragha yang ditemukan dalam Al-Quran?? sebanyak?? enam?? kali?? dengan?? berbagai?? bentuk derivasinya. Dari segi bahasa, kata tersebut berarti kosong setelah?? sebelumnya?? penuh,?? baik secara material maupun imaterial. Seperti gelas yang tadinya dipenuhi, oleh air, kemudian diminum atau tumpah sehingga gelas itu menjadi kosong. Atau hati yang tadinya gundah dipenuhi oleh ketakutan dan kesedihan, kemudian plong, semua digambarkan dengan akar kata ini. Perlu digarisbawahi bahwa kata?? faragh?? tidak digunakan?? selain?? pada?? kokosongan?? yang didahului oleh kepenuhan, maupun keluangan yang didahului oleh kesibukan.

Dari sini jelas bahwa kekosongan yang dimaksud harus didahului oleh adanya sesuatu yang mengisi �wadah� kosong itu. Seseorang yang telah memenuhi waktunya dengan pekerjaan, kemudian ia menyelesaikan pekerjaan tersebut, maka jarak waktu antara selesai pekerjaan pertama dan dimulainya pekerjaan selanjutnya
dinamai faragh.

Jika Anda berada dalam keluangan (faragh) sedangkan sebelumnya Anda telah memenuhi waktu dengan kerja keras, maka itulah yang dimaksud dengan fan-shab. Kata fan-shab antara lain berarti berat, atau letih. Kata ini pada mulanya berarti menegakkan sesuatu sampai nyata dan mantap, seperti halnya gunung. Allah Swt. berfirman,

Apakah mereka tidak melihat unta bagaimana diciptakan, dan kepada langit bagaimana ditinggiikan, dan kepada gunung bagaimana ditegakkan sehingga menjadi nyata (QS 88: 17-19).

Kalimat terakhir pada terjemahan di atas dijelaskan oleh Al-Quran dengan kata yang berakar sama dengan fan-shab yaitu nushibat dalam kalimat Wa ilal jibali kaifa nushibat. Dari kata ini juga dibentuk kata nashib atau �nasib� yang biasa dipahami sebagai �bagian tertentu yang diperoleh?? dari kehidupan yang telah ditegakkan sehingga menjadi nyata, jelas, dan sulit dielakkan�.

Kini setelah arti kosakata diuraikan� dapatlah kita melihat beberapa kemungkinan terjemahan ayat 7 dan 8 dari surat Alam Nasyrah di atas.

Apabila engkau telah berada dalam keluangan (setelah tadinya engkau sibuk), maka (bersungguh-sungguhlah bekerja) sampai engkau letih, atau tegakkanlah (suatu persoalan baru) sehingga menjadi nyata.

Ayat ini seperti dikemukakan di atas� tidak memberi peluang kepada Anda untuk menganggur sepanjang masih ada masa, karena begitu Anda selesai dalam satu kesibukan, Anda dituntut melakukan kesibukan 1ain yang meletihkan atau menghasilkan karya nyata, guna mengukir nasib Anda.

Nabi Saw. menganjurkan umatnya agar meneladani Allah dalam sifat?? dan?? sikap-Nya sesuai dengan kemampuannya sebagai makhluk. Dan salah satu yang perlu dicontoh adalah sikap Allah yang dijelaskan dalam surat Ar-Rahman ayat 29.

Setiap saat Dia (Allah) berada dalam kesibukan.

�����-
WAWASAN AL-QURAN
Tafsir Maudhu�i atas Pelbagai Persoalan Umat
Dr. M. Quraish Shihab, M.A.
Penerbit Mizan
Back To Top